Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Dokter

Seorang Dokter Hewan | Pegiat Literasi | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Membaca dan Menulis: Hiburan Sahur yang Tak Biasa

7 April 2023   04:01 Diperbarui: 7 April 2023   04:11 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca dan Menulis: Hiburan Sahur yang Tak Biasa
Seorang kolega, Dr.Drh. Jafrizal, MM di Palembang tengah membaca salah satu buku karya Penulis (Dok. Pri)

Membahas tentang sahur, rasanya tidak bisa lepas dengan yang namanya mengantuk. Sehingga, bagi sebagian orang, mencari hiburan tatkala sahur merupakan cara yang tepat guna mengusir kantuk.

Sahur di Indonesia biasanya dilakukan sejak pukul 02.30 pagi hingga waktu imsak atau subuh tiba. Jika tidak terbiasa, maka bangun diantara waktu tersebut tentu menjadi pekerjaan berat dan butuh tekat yang kuat. Apalagi, kalau sebelumnya kita telah bergadang. Bangun untuk santap sahur tentu bukan perkara gampang.

Hiburan Saat Sahur

Saat ini, banyak alternatif acara televisi yang dapat kita jadikan sebagai teman dan hiburan ketika sahur. Seperti Kompas Sahur, program yang disajikan oleh Kompas TV. Mengulas tentang berita-berita terkini dan berita informatif seputar bulan ramadan, baik aktifitas ramadan di dalam negeri, maupun cerita ramadan di luar negeri.

Bagi saya yang suka menonton berita, Kompas Sahur adalah hiburan sahur yang tepat dan efektif. Selain saya mendapatkan berita terbaru dan berita seputar ramadan, saya juga memiliki hiburan pengusir kantuk menjelang subuh tiba.

Walakin, ada sebagian orang yang justru mencari hiburan sahur dengan menonton acara joget-jogetan dan lawakan (komedi) dari stasiun televisi mainstream lainnya. Bahkan ada pula orang yang mencari hiburan tatkala sahur dengan menonton melalui media sosial: youtube.

Semua itu, tentu sah-sah saja, karena selera orang memang berbeda. Tetapi, menurut saya, hiburan sahur yang tidak biasa dan telah saya lakukan selama bertahun-tahun adalah membaca dan menulis. 

Sejak mahasiswa, saya bersyukur telah membiasakan aktifitas membaca dan menulis tatkala sahur. Biasanya, sembari makan, saya membaca. Baik membaca koran, majalah, buku atau membaca apa saja, termasuk membaca berita melalui gawai. Setelah makan, sembari menunggu subuh tiba, saya biasanya memanfaatkannya untuk menulis. Ide menulis biasanya lebih kerap muncul disituasi sepagi itu.

Disatu sisi, untuk menyemarakkan suasana rumah, televisi rumah biasanya juga saya nyalakan. Sembari ditemani istri, saya juga memutar program Kompas Sahur. Tujuannya adalah untuk menambah literasi. 

Menurut saya, mendapatkan informasi dari media sosial seperti youtube channel perorangan ( bukan channel resmi dan terpercaya) dan mencomot informasi dari facebook/ instagram, sejatinya juga bagus. Namun, jika tidak diimbangi dengan literasi yang baik, khususnya media pembanding, saya khawatir, kita hanya akan menjadi manusia yang merasa dirinya paling hebat. Paling suci dan paling matang. Kalau sudah begitu, rusaklah kita. Karena secara alami, proses berikutnya setelah fase matang adalah proses pembusukan. Ini yang berbahaya!

Di momen ramadan ini, mari kita biasakan untuk membaca dan menulis. Semoga kita terhindar dari orang-orang yang berfikir sempit dan merasa paling benar. Semoga!

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun