Standar Business Plan di Indonesia Masih Rendah
Perencanaan yang matang adalah 50% dari keberhasilan bisnis kita, hendaknya pepatah itu telah sering di dengar oleh para praktisi bisnis tanpa terkecuali industri apapun. Institusi pendidikan perlu untuk memasukan kurikulum yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua generasi muda entah dari latar belakang apapun untuk mendapat wawasan umum mengenai perencanaan bisnis yang matang.
Hal ini sangat penting karena wirausahawan bisa berasal dari mana saja, tidak hanya mereka yang lulus dari sekolah bisnis namun juga hukum, information technology, teknik industri, bahasa dan bahkan seni.
Ada 3 hal yang dilihat oleh para investor ketika mereka mempelajari business plan kita, yaitu terkait people, innovation dan market. Di dalam business plan yang baik, kekuatan dari masing-masing pimpinan perusahaan harus dapat dengan jelas "dijual" artinya tugas kita adalah bagaimana memaparkan secara convincing bahwa kita mampu untuk diandalkan dan kitalah yang akan membuat investor merasa aman dan optimis dengan dana yang mereka tanamkan.
Hal yang kedua adalah innovation, hal ini tidak wajib namun sangat disarankan. Banyak perusahaan yang cukup menjalankan saya "the best practice" dari perusahaan sejenis dengan produk yang sama dan tidak ada inovasi yang berarti, mereka bisa saja sukses ketika jumlah pembeli masih jauh lebih banyak dibandingkan pesaing, hal ini akan membuat kita jatuh ke dalam pasar persaingan sempurna karena kita tidak memiliki differensiasi apa-apa sehingga inovasi sangat dianjurkan untuk dapat membuat posisi kita lebih dibandingkan pesaing-pesaing lainnya.
Namun demikian perlu digarisbawahi bahwa menemukan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar tidaklah mudah, terkadang justru inovasi tersebut bisa menjadi bumerang buat bisnis kita sendiri ketika value yang ditawarkan justru tidak disukai konsumen. Dari beribu inovasi, mungkin hanya ada beberapa saja yang dapat diterima,
Mengapa hal ini bisa terjadi? akhirnya kita akan membahas mengenai market, market adalah tujuan dari semuanya. Inovasi harus dibuat berdasarkan pada kebutuhan pasar sehingga riset pasar dibutuhkan sebelum melakukan inovasi bukan sesudahnya. Business plan yang baik perlu menampikan analisa pasar yang detail sehingga dapat meyakinkan investor bahwa bisnis anda tidak hanya "booming"namun juga "sustainable" hingga jangka panjang.
Perencanaan jangka panjang sangat diapreasi oleh investor namun lebih diapreasi lagi jika kita memiliki plan B untuk skenario kegagalan sehingga kerugian dapat ditekan. Jangan pernah bilang bahwa bisnis kita pasti berhasil, hal itu sudah sangat lumrah dan membosankan bagi investor, semua bisnis dan investasi memiliki resiko maka hendaknya resiko sejak awal telah diidentifikasi dan dipaparkan di dalam business plan.
Indonesia hingga sekarang masih memiliki standar yang cukup rendah di dalam hal ini jika dibandingkan dengan negara-negara luar lainnya. Pendidikan mengenai cara membuat business plan tidak secara luas diajarkan dan walaupun diajarkan selalu menggunakan pendekatan teori dasar management tanpa menggali langsung dari investor mengenai cara mereka menilai suatu proposal.
Pasalnya banyak orang berpikir bahwa business plan hanya berbentuk slide presentasi tanpa disertai dengan analisis-analisis tertulis di dalam suatu laporan dan banyak orang berpikir mencari investor itu susah, kenyataannya investor ada di mana-mana dan dari sisi mereka, mencari business plan baguslah yang jauh lebih susah.
Oleh karena itu dibutuhkan lebih banyak pengenalan mengenai subject ini mulai dari para generasi muda kita yang masih duduk di bangku kuliah hingga para pemain industri, penggunaan konsultan eksternal sangat strategis untuk dilakukan mengingat konsultan yang bagus akan memiliki jauh lebih banyak pengalaman yang spesifik dan koneksi untuk pendanaan.
Profil penulis: Donny Susilo, MBA