Agar Target Hidup di Bulan Ramadan Tercapai
Target itu tampaknya gampang apabila dipikirkan lantaran saya berencana untuk melakukannya setiap kali ada waktu kosong.
Namun, di sisi lain, saya tak memperhitungkan bahwa ada batasan fisik yang mesti perlu dipertimbangkan. Kendati ada waktu kosong, masalah kelelahan fisik kadang membuat saya tak bisa memenuhi target tersebut. Akibatnya, target tak tercapai, dan beban pikiran juga ikut muncul lantaran target yang mau diambil tak bisa dijalankan.
Sebab utama dari masalah ini adalah tak realistis dengan kemampuan diri dan lingkungan diri.
Begitu pula dengan target yang mau di buat selama masa puasa. Kita perlu membuat target yang realistis, dalam mana secara fisik dan mental, kita bisa melakukannya secara konsisten setiap hari dan bisa tercapai di hari yang telah kita tentukan.
Kalau tak sesuai dengan kemampuan dan lingkungan tak mendukung, lebih baik kita tak menentukan target itu.
Kedua, Target itu berhubungan erat dengan diri kita sendiri.
Biasanya, target hidup yang mau kita ambil dan buat bertujuan untuk perkembangan diri. Dengan membuat target hidup, kita ingin membuat perubahan tertentu dan saat yang bersamaan kita mau melakukan hal-hal yang baik, yang jarang kita lakukan dan berupaya meninggalkan hal-hal negatif.
Untuk itu, kita perlu merenung secara pribadi sebelum membuat target hidup kita. Permenungan itu berupa upaya untuk melakukan introspeksi diri.
Dalam introspeksi diri itu, pertanyaan yang mendasar yang perlu terbangun adalah secara pribadi, hal positif apa yang mau dicapai selama bulan Ramadan?
Hal positif itu bisa dengan meninggalkan kebiasaan negatif atau pun mengambil salah satu perilaku positif sebagai bagian dari hidup harian kita.
Tentu saja, apa yang mau dicapai itu berlekatan erat dengan diri sendiri dan keseharian hidup. Misalnya, hal itu berhubungan dengan kecenderungan yang kerap dilakukan tetapi merugikan diri sendiri.