Hamidullah_Mahmud
Hamidullah_Mahmud Dosen

tenaga pengajar dengan hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Inilah Alasan Kenapa Sepuluh Akhir Ramadhan Istimewa

14 April 2023   00:10 Diperbarui: 14 April 2023   00:12 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inilah Alasan Kenapa Sepuluh Akhir Ramadhan Istimewa
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

 "Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan." (H.R. Al-Bukhari)

Ketidak pastian menyangkut tanggal malam lailatul qadar, apakah ia diseluruh angka ganjil genap sepuluh malam akhir Ramadhan atau hanya di malam-malam ganjil? . mengandung hikmah agar kita selalu terjaga dan menghidupkan Ramadhan dengan aneka amal sholeh, baik di bilangan ganjilnya atau di bilangan genapnya. Karena tidak ada konsensus atau ijma' tentang kapan turunnya lailatul qadar.

Memang  pendapat yang poluler di kalangan umat muslim bahwa lailatul qadar itu turun pada tanggal 27 Ramadhan, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas, Ubai bin Ka'ab dan Ibnu Umar radhiyallahu anhum. Akan tetapi sekali lagi tidak ada konsensus pastinya. Sehingga imam Ibnu Hajar dalam kitab "Fathul Bari" menyebutkan, "Paling tidak ada 39 pendapat berbeda tentang kapan lailatul qadar." Sebagai sikap kehati-hatian dan antisipasi, hendaknya setiap manusia menghidupkan sepuluh hari akhir Ramadhan.

 lebih penting dari perdebatan kapan turunnya lailatul qadar, akan lebih bijaksana jika kita memikirkan amalan-amalan sunah apa saja yang sebaiknya kita lakukan di akhir-akhir kepergiaan Ramadhan. Adapun diantara yang disunnahkan untuk dikerjakan pada sepuluh hari akhir Ramadhan?

Adalah qiyamullail, yang sebelumnya didahului dengan shalat tarawih dengan khusyu'. Qira'atul Qur'an, dzikir kepada Allah, seperti tasbih, tahlil, tahmid dan takbir, istighfar, doa, shalawat atas nabi dan melaksanakan kebaikan-kebaikan yang lainnya.

Lebih khusus memperbanyak doa yang ma'tsur Seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah: radliyallahu 'anha berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku menjumpai suatu malam bahwa itu adalah malam lailatul qadar, apa yang harus aku baca pada malam itu? Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Ucapkanlah (berdo'alah):

.

"Ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf Maha Mulia lagi suka memaafkan, maka maafkanlah aku." (HR. At-Tirmidzi)

Kita sadar bahwa mungkin kita  tidak bisa bersedih dan menangis sehebat para sahabat ketika akan berpisah dengan bulan yang mulia ini, namun demikian selayaknya kita patut takut sebab tak ada jaminan apakah amal kita selama 20 hari ini diterima, begitu pula tak ada jaminan apakah kita dipertemukan dengan Ramadhan tahun berikutnya. Lalu kita pun kemudian memperbaiki dan meningkatkan amal ibadah serta berdoa lebih sungguh-sungguh kepada-Nya.

 Dan ingatlah bahwa Allah cinta agar manusia taat sepanjang zaman, sebagaimana Allah murka terhadap orang yang bermaksiat di sepanjang waktu.

 Yang perlu menjadi perhatian adalah Keteladanan yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah saw, sebagaimana disebutkan di atas, hendaknya menggugah semangat kita untuk secara intensif melakukan aktivitas relegius agar dapat meraih malam seribu bulan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun