Dudi safari
Dudi safari Wiraswasta

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Ramadan Bulan Tes Fisik dan Psikis

25 Maret 2023   17:00 Diperbarui: 25 Maret 2023   19:10 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan Bulan Tes Fisik dan Psikis
Ilustrasi dari NU online

Ramadan adalah bulan yang dianggap sakral bagi umat Islam di seluruh dunia. Selama bulan ini, umat Islam berpuasa dari fajar hingga magrib dan memperbanyak ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, Ramadan juga dapat dianggap sebagai bulan tes mental dan fisik bagi umat Islam yang menjalankan puasa.

Puasa Ramadan dapat dianggap sebagai bulan tes mental karena membutuhkan kemampuan untuk menahan diri dari berbagai godaan, termasuk makanan dan minuman, selama waktu yang cukup lama. Puasa juga dapat memicu perasaan lapar, haus, dan lelah, yang dapat mempengaruhi mood dan konsentrasi seseorang. Oleh karena itu, menjalankan puasa memerlukan kemampuan untuk mengendalikan diri dan mengelola emosi dengan baik.

Puasa juga dapat membantu meningkatkan keterampilan mental seperti ketahanan diri, kesabaran, dan pengendalian diri. Selain itu, selama bulan Ramadan, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat tarawih, membaca Al-Quran, dan berzikir. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran spiritual dan memperkuat iman seseorang, sehingga dapat membantu mengatasi stres dan kecemasan yang mungkin muncul selama bulan puasa.

Tidak semua orang sanggup menjalankan syariat ini, Ramadan juga sebagai pembuktian sedalam apa kualitas keimanan seseorang yang mengaku Islam.

Selain itu, puasa Ramadan juga dapat dianggap sebagai tes fisik karena menuntut umat Islam untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya selama bulan puasa. Sebagian besar umat Islam menjalankan puasa selama 30 hari berturut-turut, di mana mereka hanya boleh makan dan minum saat waktu berbuka dan sahur. Ini dapat menimbulkan tantangan dalam menjaga asupan nutrisi dan hidrasi yang cukup, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang.

Syariat Kembar yang Turun di Tahun yang Sama

Dua syariat yang diturunkan di tahun yang sama sebagai ketentuan Allah untuk mengetahui siapa yang benar-benar beriman dan siapa-siapa yang hanya polesan saja.

Dua syariat itu yakni kewajiban saum yang turun di bulan Syakban dan jihad qital yang turun saat saum Ramadan yang diwujudkan dengan perang badar. Dua syariat ini turun di tahun yang sama yakni tahun ke-2 Hijrah.

Kedua syariat ini memerlukan jihad (kesungguhan) dalam menjalaninya, dan kedua-duanya merupakan perintah untuk melawan musuh yang sama yakni hawa nafsu.

Jika saum Ramadan adalah melawan musuh yang bersifat metafisik, sementara jihad qital adalah berperang melawan musuh yang nyata yaitu kaum musyrikin.

Sejatinya jihad fisik tak akan pernah berhasil sebelum mampu menundukkan hawa nafsu sendiri sebagai lawan yang tersembunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun