Dudi safari
Dudi safari Wiraswasta

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Rezeki Itu Bukan dari Suami

21 Maret 2024   10:10 Diperbarui: 21 Maret 2024   10:22 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rezeki Itu Bukan dari Suami
Sumber gambar dari baznas.jogjakarta.go.id

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 31).

Kebanyakan orang beranggapan bahwa rezeki itu dari suami sebab dia sebagai kepala rumah tangga. Itu salah besar, itu sudah menyalahi konsep dasar dari suatu rezeki.

Kebanyakan orang berpandangan bahwa rezeki itu adalah wujud materi dan lagi-lagi itu pun salah besar karena sudah menyalahi konsep dasar suatu rezeki. Apa itu?

Rezeki adalah segala fasilitas yang diberikan oleh sang pencipta untuk digunakan sebaik-baiknya pengabdian kepada-Nya. Itu adalah konsep dasar dari suatu rezeki dan rezeki itu tidak hanya berupa materi atau finansial saja.

Ada rezeki itu jika kita terima kita dapat kebahagiaan darinya. Seperti kita mampu melihat sesuatu dengan terang benderang itu adalah rezeki yang diberikan sang pencipta kepada kita melalui mata kita.

Dengan baiknya penglihatan kita, telinga masih mendengar dengan baik, kulit masih merasa dan meraba dengan baik, struktur anggota tubuh masih diberi kesehatan baik-baik saja itu adalah rezeki yang tak terhingga yang diberikan oleh sang pencipta kepada hambanya, sebagai fasilitas hambanya untuk mengabdikan dirinya totalitas kepada penciptanya yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dengan melihat konsep dasar dari rezeki tersebut, akhirnya kita berpandangan bahwa semua yang kita rasakan, semua yang kita dapatkan itu sesungguhnya adalah pemberian dari sang Maha Pencipta.

Jadi yang disebut rezeki itu bukan dari suami, tapi Allah menjadikan suami sebagai perantara untuk menyampaikan rezeki yang diberikan oleh Allah Ta'ala bagi tanggungannya, bagi keluarganya.

Dan itu bukan dari jalur suami saja apakah saat suami sakit atau meninggal rezeki terputus? Tidak kan, rezeki tetap mengalir selama individu-individu masih hidup dan baru akan disempurnakan setelah mereka wafat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun