TRADISI Artikel Utama

Ramadan, Mudik Lebaran, Tradisi dan Ekstra Pengeluaran Tiap Tahun

20 April 2023   18:12 Diperbarui: 22 April 2023   03:15 3089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan, Mudik Lebaran, Tradisi dan Ekstra Pengeluaran Tiap Tahun
makanan Khas Lebaran (Kompas.com)

Sebetulnya sama juga yang dilakukan umat Kristiani yang mengeluarkan anggaran lebih untuk merayakan natal dengan membeli baju baru dan makan-makan bersama keluarga. Dan Hindu pun sama akan mengeluarkan anggaran ekstra untuk hari raya mereka seperti Galungan, Nyepi.

Demikian juga sebelum lebaran tiba dan masyarakat bersiap-siap mudik jasa penukaran uang pun laris manis. Uang besar ditukar dengan recehan dua ribuan dan limaribuan. Saat lebaran ketika berkunjung ke sanak saudara maka anak-anak kecil akan panen uang pemberian dari sanak saudaranya yang dituakan.

Penulis teringat juga dengan tradisi masyarakat Tionghoa saat merayakan imlek. Anak-anak kecil sampai remaja panen angpao. Sebuah tradisi yang sudah berlangsung selama puluhan, ratusan abad. Tradisi adalah sebuah kebiasaan turun temurun yang masih dilakukan sampai sekarang.

Namun tradisi takjil, lebaran,  mudik, berkunjung ke sanak keluarga menikmati liburan beberapa hari dan halal bihalal tidak semuanya dilakukan umat Islam di dunia. Bisa jadi muncul dari tradisi setempat seperti Indonesia atau masyarakat Jawa khususnya.

Masyarakat Jawa mempunyai banyak warisan tradisi yang sampai saat ini masih dilakukan seperti nyadran, yang dilakukan satu bulan menjelang bulan Ramadhan, Mereka mengikuti tradisi untuk mendoakan nenek moyang yang sudah meninggal. Mengingatkan kembali bagaimana darimana asal usul keluarganya dan barangkali bisa disebut ngumpulke balung pisah.

Di desapun ada tambahan kebiasaan ketika lebaran tiba yaitu membunyikan petasan. Petasan yang sebetulnya membahayakan karena sudah banyak kasus orang meninggal gara-gara menjadi korban letusan petasan.

Namun karena kebiasaan dan tradisi maka meskipun beresiko masih saja dilakukan sampai sekarang. Tradisi lain di Jawa adalah membuat petasan bumbung atau istilah jawanya long bumbung yang terbuat dari bambu petung atau pring petung. 

Pada ujung bagian bawah bambu yang kurang lebih panjangnya satu setengah meter dilubangi, pada ruas-ruas bambu juga dilubangi agar bisa meluncurkan asap hingga letupannya mirip meriam. Kalau bunyinya keras adalah kepuasan tersendiri apalagi muncul balasannya dari desa seberang.

Yang lainnya adalah bagaimana mereka berkunjung ke tempat saudara terdekat di hari pertama dan untuk hari kedua mereka melakukan kunjungan ke sanak keluarganya yang lumayan jauh di lain kampung atau lain kota.

Hal yang merindukan dari tradisi mudik adalah jalinan persaudaraan. Setelah setahun lebih bekerja mereka perlu waktu khusus untuk bercengkerama dengan saudara, teman lama, sahabat yang ada di desa.

Sungkeman kepada orang tua atau saudara yang dituakan dan kemudian makan-makanan yang disediakan merupakan bentuk kerinduan tersendiri yang jarang ditemui di daerah lain atau negara lain.

Keseimbangan ekonomi dan tradisi turun temurun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun