Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Guru

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Yakinkah Kita (Bisa) Mampu Berpuasa Medsos di Bulan Ramadan?

30 Maret 2024   16:53 Diperbarui: 30 Maret 2024   16:58 2040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yakinkah Kita (Bisa) Mampu Berpuasa Medsos di Bulan Ramadan?
Ilustrasi, Anda bisa atau mampu berpuasa untuk tidak ber-medsos selama ramadan?. Sumber gambar LinKedin.cpom

Tergelitik juga pikiran ini saat ada pertanyaan, bagaimana jika di bulan Ramadan, kita tidak hanya berpuasa menahan lapar dan haus saja, tapi juga bisa (mampu) secara totalitas untuk menghentikan semua aktivitas media sosial kita?

Untuk menjawabnya justru menimbulkan pertanyaan balik bahwa apakah di zaman serba digital ini, kita (bisa) atau mampu untuk sama sekali tidak mengguunakan media sosial di jejaring komunikasi dan informasi online?

Ada 2 jenis jawaban yang dikategorikan sebagai jawaban relatif dan jawaban normatif.

Untuk jawaban relatif bisa ditengarai dan ditebak bahwa jika ada niat yang kuat dan disiplin, pastilah semua dari kita akan (bisa) mampu untuk melaksanakannya dengan menyadari semua konsekuensi untung rugi bila benar-benar berani untuk kegiatan 'puasa' bermedia sosial.

Ada dua terms (istilah) yang perlu diperhatikan untuk menunjukkan komitmen berpuasa dalam ber-medsos selama bulan Ramadan. Istilah itu adalah  "bisa", dan yang kedua adalah "mampu".

Perbedaannya, untuk kata 'bisa", artinya kegiatan itu dilakukan tanpa mendapatkan permasalahan dan rintangan yang berarti dalam pelaksanaannya. Hanya mereka yang mempunyai kemampuan, minat, semangat, komitmen, disiplin dan etos diri yang tinggi yang akan berhasil karena merasa TIDAK menemukan kesulitan.

Sedangkan, kata 'mampu', berarti orang tersebut tetap dianggap berhasil melakukannya meskipun mengalami banyak kendala, kesulitan, keraguan dan susah payah dalam banyak hal lainnya, namun mereka masih dianggap tidak maksimal dalam proses pelaksanaannya.

Sebagai contoh, coba bandingkan kedua kalimat (a dan b) yang mempunyai arti sama, tapi berbeda dalam maknanya : a. Banu bisa berenang menyeberangi Sungai Berantas., b. Arkay mampu berenang menyeberangi Sungai Berantas.

Cermati, siapa yang melakukannya tanpa kesulitan dan siapa juga yang berhasil melakukannya namun dengan susah payah dalam berusaha menyeberangi sungai.

Pada kelompok relatif ini, semua akan berfokus pada tujuan. Misalnya, berhenti bermedia sosial pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan, semata demi kekhusyukan untuk mendapatkan malam lailatur qadar, fokus untuk menuntaskan khataman bacaan Al-Qur'an atau hal lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun