Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru SMA |
Buka bersama Momentum Perekat Persatuan!
Penulis baru selesai menjalani bukber (buka bersama) dengan keluarga besar SMA Negeri 1 Rantau. Penulis setuju dengan adanya bukber dengan catatan sesuai ketentuan yang digariskan oleh Islam. Jangan sampai fasilitas bukber hanya dipergunakan untuk kegiatan yang sia-sia seperti ajang pamer, merendahkan orang lain, ghibah, bahkan lebih parah meninggalkan shalat fardhu maupun sunnah yang dianjurkan dilaksanakan di bulan Ramadhan.
Bagi civitas guru dan tata administrasi di sekolahan sekarang, dengan tuntutan administrasi yang banyak, bukber menjadi salah satu ajang refeshing. Mengapa bisa dikatakan hal refeshing ? Karena dengan ajang bukber ini digunakan sebagai penghibur diri dengan melakukan aktivitas yang tidak rutin. Apalagi keluarga dari guru tersebut juga diajak. Mungkin bisa jadi berkumpulnya keluarga guru tersebut di satu kegiatan merupakan hal yang dapat dijadikan hiburan gratis namun bermakna.
Bukber juga dapat menjadi sarana untuk mengenal lebih dekat dengan satu guru dengan guru lainnya. Melalui pelibatan dalam kepanitiaan , sekolah kami SMA Negeri 1 Rantau tidak hanya guru PAI (Pendidikan Agama Islam) saja yang menjadi panitia, namun lintas mata pelajaran. Pada tahun ini kami bekerjasama dengan guru mata pelajaran PKN dan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sungguh sangat menarik hal tersebut jika dilakukan.
Bukber juga dapat menjadi penambah amal pahala kita, karena didalam kegiatan bukber tersebut diisi dengan kebaikan seperti membaca Surah Yasin bersama, tausiyah, dan ditutup dengan shalat maghrib berjamaah. Kebanyakan fenomena bukber banyak disalahgunakan hanya untuk melaksanakan hal-hal yang jauh dari syariat Nabi Muhammad SAW.
Tentunya ajang bukber di sekolahan karena keterbatasan anggaran kami pun mengajak perwakilan anak OSIS dan MPK untuk juga ikut bagian dalam kegiatan bukber ini. Dengan harapan agar kegiatan bukber ini menjadi populer dan kegiatannya dapat dilakukan juga seperti ini oleh mereka kalangan muda. Menurut Gus Baha jika maksiat telah dilakukan terang-terangan, maka taat juga harus dilakukan dengan terang-terangan. Semoga melalu anak-anak muda yang terkumpul didalam organisasi OSIS dan MPK ini menjadi mersecuar bukber yang bermanfaat.
Pada kesempatan kali ini penceramah dalam bukber adalah Guru Muhammad Iqbal Lc. Dalam tausiyahnya beliau bercerita tentang keistimewaan Bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan menjadi mulia karena didalamnya terdapat peristiwa turunnya Al Qur'an. Oleh karena itu pada bulan ini perbanyaklah membaca Al Qur'an. Beliau mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW ketika bulan Ramadhan mengkhatamkan Al Qur'an sebanyak 1 kali namun ketika mau meninggal dunia beliau mengkhatamkan Al Qur'an sebanyak 2 kali. Bahkan ada sahabat Nabi yang mengkhatamkan Al Qur'an di bulan Ramadhan sebanyak 1 hari 2 kali khatam, demi mencari kemuliaan dan keberkahan dari Al Qur'an ini. Kitab suci Al Qur'an juga dapat dipastikan dijaga oleh Allah, sehingga kita tidak heran dari 1445 yang lalu hingga sekarang tidak ada yang bisa merubah Al Qur'an barang sehuruf pun. Oleh karena itu kita harus berbangga dengan hadirnya Al Qur'an, disamping dijadikan sebagai bahan bacaan namun lebih luas daripada itu dapat dijadikan sebagai jalan kehidupan atau pedoman kehidupan kita.
Pada sambutannya Kepala Sekolah mengatakan bahwa kegiatan ini harus dilestarikan karena banyak kebaikan yang didapat. Kalau perlu setiap tahun diagendakan bukber ini untuk merekatkan kekeluargaan kita sebagai pendidik di SMA Negeri 1 Rantau. Tidak luput juga kehadiran dari jajaran Komite SMA Negeri 1 Rantau yakni Bapak Murtoyo. Jika melihat ini adanya sinergitas antara wali peserta didik dan pendidik. Inilah yang harus dikumandangkan. Sekolah bukan tempat penitipan anak, namun sekolah adalah tempat memfasilitasi peserta didik. Oleh karena itu orangtua juga harus mendukung kegiatan positif yang dilaksanakan oleh sekolah dengan minimal menanyakan kegiatan anaknya di sekolah tersebut atau mengenai perkembangannya.
Penulis juga mendengar hari ini Kemendikbudristek meluncurkan program "awan penggerak". Jujur penulis belum membaca atau melihat isi dari program tersebut. Semoga program itu dapat berjalan dengan lancar dan penuh makna. Penulis sekilas membaca artikel OmJay yang mengatakan bahwa apapun kurikulumnya guru adalah kuncinya. Bagi penulis itu pernyataan itu benar, namun lebih sempurnanya adalah apapun program sekolah guru dan orangtua adalah sumber kuncinya, sedangkan murid adalah penggeraknya, Jembatan dari ketiga itu adalah Kolaborasi.