Seorang teman bagi temannya, seorang anak bagi ibu, dan seorang perempuan bagi dirinya.
Menemui Cerita Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi di Mesjid Raya Padang
Lalu, siapakah Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi sehingga namanya berkesan bagi masyarakat Minangkabau?
Mengenal sosok Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi
Nama Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi mungkin bagi sebagian orang masih asing, tapi bagi masyarakat Minangkabau nama tersebut melekat dengan penuh kekaguman.
Pasalnya, syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi merupakan satu diantara 3 orang Indonesia, khususnya yang berasal dari Minangkabau yang pernah menjadi Imam dan khatib Masjidil Haram, Mekah Mukkaramah.
Tidak saja sekedar menjadi Imam beliau juga menjadi staff pengajar di Masjidil Haram, sebuah profesi yang tidak mudah dan tentunya mengagumkan. Sebab, untuk berada di posisi tersebut dibutuhkan keilmuan yang tinggi.
Syeikh Ahmad Khatib al Minangkabawi lahir di Koto Tuo, Desa Kota Gadang, kec. Ampek Angkek Candung, Agam, Sumatera Barat pada 26 Mei 1860 atau 6 Dzulhijjah 1276 H dengan nama Ahmad Khatib bin Abdul Latif al Minangkabawi.
Beliau lahir di tengah keluarga bangsawan, dimana kakeknya bernama Abdullah merupakan ulama. Oleh masyarakat koto Gadang kakeknya diberi gelar Khatib karena kerap ditunjuk sebagai imam dan khathib.
Sejak itu gelar Khatib melekat pada Abdullah hingga berlanjut ke keturunannya di kemudian hari termasuk kepada cucunya, Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi.
Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi menempuh pendidikan formal yang dikelola Belanda pada saat itu di kampung halamannya. Disamping itu, ia juga mempelajari ilmu agama dari sang ayah, Syekh Abdul Lathif.
Pada 1287 H, Ahmad kecil diajak oleh sang ayah menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Namun setelah pelaksanaan ibadah haji selesai, sang ayah kembali ke Sumatera sementara Syekh Ahmad tetap berada di Mekkah untuk menuntut ilmu dari para ulama Mekah, terutama yang mengajar di Masjidil Haram.
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025