Halo! Perkenalkan saya Eka. Menulis adalah cara saya untuk bertukar cerita kepada orang lain pada jangkauan yang lebih luas.
Menilik Makna Berkah Ramadhan dari Spiritualitas hingga Sosial Ekonomi Masyarakat
Apa yang terlintas dibenakmu saat mendengar bulan Ramadhan? Kanget ngabuburitnya, segala ragam takjilnya, atau jadwal bukbernya?
Ramadhan senantiasa disambut dengan penuh suka cita. Bagi umat Islam, Ramadhan adalah bulan yang senantiasa dinanti dan jadi jembatan untuk memperbaiki diri. Bulan yang sangat istimewa dengan segala keberkahan yang tak dimiliki oleh bulan lainnya.
Lantas, apa, sih yang membedakan Ramadhan dari bulan lainnya? Apakah hanya sekadar keramaian yang menghiasi lalu jadi istimewa?
Terlalu sederhana jika alasannya hanya demikian. Ramadhan memiliki makna yang lebih dalam, terutama pada aspek spiritualitas setiap muslim. Misalnya, jika dilihat pada hal yang paling mendasar dilakukan setiap Ramadhan, yaitu berpuasa.
Puasa di bulan suci Ramadhan tidak hanya mengajarkan untuk menahan lapar dan haus, melainkan bagaimana mengendalikan hawa nafsu yang melekat dalam diri. Bagaimana mengontrol emosi, marah, dan perilaku negatif yang menyimpang.
Ramadhan juga menjadi bulan yang sangat sakral, di mana wahyu pertama turun di bulan ini. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan atau yang disebut sebagai malam Nuzulul Quran. Peristiwa ini sekaligus menjadi peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Selain itu, dalam bulan suci Ramadhan sebagaimana yang diterangkan dalam QS. Al-Qadar di ayat 1-6, menjelaskan bahwa di Bulan Suci Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan.
Jika dikonversi dalam umur manusia, kiranya ganjaran kebaikanya sama dengan 80 tahun seseorang beribadah. Sedangkan, jika dibandingkan dengan umur rata-rata manusia sekarang, mungkinkah umur kita dapat sampat di angka tersebut?
Begitu, banyak hikmah dan makna Ramadhan bagi setiap umat Islam. Lantas bagaimana dampaknya pada lingkungan sekitar.