Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Lainnya

Lahir di Negeri Cincin Api. Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ashram Bangsa dan Alumni Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Motto : Terus Mlaku Tansah Lelaku.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ibu Para Kaum Mukmin

4 April 2023   04:04 Diperbarui: 4 April 2023   04:21 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Para Kaum Mukmin
ilustrasi pribadi

Selanjutnya Allah menghendaki Sayyidah Khadijah yang memiliki kedudukan yang mulia dan bersih, mengumpulkan kemuliaan dunia dan akhirat. Sampailah kabar-kabar tentang Kanjeng Baginda Nabi para utusan – tentang kejujurannya berdasarkan respon kepercayaann semua orang yang lantas dipikir, ditimbang, dan disaksikannya lantas berkeyakinan bahwa Kanjeng Nabi merupakan sosok yang bertaqwa (berhati-hati), bersih (dari penyelewengan) dan dipercaya (al-amin). Kanjeng Nabi juga orang yang mulia dan dimuliakan – yang tidak ditemukan dan tidak dijumpai sebelumnya oleh beliau.

Kemudian Khadijah mengerti bahwa Kanjeng Nabi pernah berdagang dan insyallah mendatangkan keuntungan. Oleh sebab itu, menawarkanlah Khadijah barang dagangannnya (kerja sama) melalui utusan yang dikirim menemui Kanjeng Nabi. Tawaran tersebut akhirnya Kanjeng Nabi sepakati dan diberinya Kanjeng Nabi oleh Khadijah barang-barang dagangannya yang terbaik yang kualitasnya belum pernah diberikan kepada pekerja-pekerja sebelumnya.

Setelah menerima barang dagangan tersebut, Kanjeng Nabi keluar dari Mekkah mendagangkannya ke negara Syam – inilah riwayat perdagangan kedua yang dilakukan Kanjeng Nabi (disebutkan ahli hadis) setelah sebelumnya, yang berdagang ke Syam yang pertama pada umur 7 tahun Kanjeng Nabi diajak oleh pamannya. Adapun dalam berdagang ke sana, Sayyidah Khadijah mengutus pembantu, seorang pemuda laki-laki bernama Maisarah menemani Kanjeng Nabi. Berpesan Sayyidah Khadijah kepada Maisarah untuk melayani Kanjeng Nabi dengan sebaik-baiknya pelayanan. Pada saat yang sama ketika Khadijah memerintahkan tersebut Allah memberi Maisarah perasaan demen kepada Kanjeng Nabi (seperti tutup ketemu tumbu atau cocok). Mahabbah yang Allah berikan itu tembus ke akal dan juga hatinya Maisarah sehingga dalam melayani Kanjeng Nabi, Maisarah melayani dengan ikhlas dan menemani seperti sebagus-bagusnya teman.

Dalam hal ini, tak hanya faktor Allah yang menentukan kesuksesan perjalanan Kanjeng Nabi dan Maisarah, tetapi juga dapat dilihat sebagai bukti firasat yang kuat dan matangnya pertimbangan sebab akibat keputusan yang tepat dari Sayyidah Khadijah manakala mengutus Maisarah. Sehingga dalam konteks hari ini maka sangat dianjurkan untuk berupaya (lahir maupun batin) mencari teman berpergian, berbisnis bahkan teman hidup yang dapat mendukung.

Lebih lanjut, ketika menemani Kanjeng Nabi, Maisarah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri rahasia-rahasia pada diri Kanjeng Nabi dan Maisarah mendengar dengan telinganya sendiri perkara (bukan karangan dongeng dan bukan cerita yang bathil) yang ia dengar tentang Kanjeng Nabi dari seorang pendeta bernama Nasturo. Syahdan, Rohib itu menyaksikan dan bertanya kepada Maisarah tentang kekasih yang termulia (Kanjeng Nabi yang tengah duduk bersandar di bawah pohon), “Siapakah orang ini yang memiliki cahaya melebihi purnamanya cakrawala?” Maka dijawabnya oleh Maisarah, “Itu adalah laki-laki mulya, bangsawan dari tanah Mekkah.” Sontak Rohib tersebut menjelaskan, “tidak pernah ada seseorang yang terus menerus bersandar sangat lama di bawah pohon ini sebelumnya kecuali itu sosok Nabi”.

Yogyakarta, 29 Maret 2023 – 04 April 2023

Catatan: didasarkan pada catatan ngaji Dars Kuttab yang diampu Ustadzah Puput Lestari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun