Eko S Nurcahyadi
Eko S Nurcahyadi Akuntan

Aktivis di Ormas, Pegiat Literasi, Pendididikan di Pesantren NU, Profesional Muda

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Galakkan Silaturahmi Virtual, Apa Hikmah Ajaibnya?

1 Mei 2020   01:25 Diperbarui: 1 Mei 2020   01:24 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Galakkan Silaturahmi Virtual, Apa Hikmah Ajaibnya?
Video Call foto dok pribadi

Lalu beberapa periode kemudian tertolong oleh terjangkaunya biaya komunikasi telpon kabel. Namun sampai di situ kepuasan interaksi jauh dari memadai. Apalagi serunya silaturahmi yang memerlukan kehadiran fisik.

Saat ini sumber kendala bukan karena amat jauhnya jarak fisik dan sosial. Iya, hampir semua penduduk di seluruh permukaan bumi bersama-sama menghadapi satu ancaman pandemi global dan masif yang disebabkan adanya penularan cepat virus covid19. Ancaman itu mengharuskan orang-orang menjaga jarak antar sesama. Juga dilarang mengadakan kerumunan.

Sehingga kebutuhan akan silaturahmi dilakukan dengan cara lain. Sedikit banyak kemajuan teknologi aplikasi Android memenuhi kebutuhan intensitas kontak maya. Beberapa aplikasi menawarkan keleluasaan berkomunikasi, berekspresi dan berinteraksi. 

Setidaknya jika kontak fisik tak bisa dilakukan maka beberapa aplikasi yang makin cerdas dapat membantu meningkatkan intensitas kepuasan psikologis melalui kontak maya.

Silaturahmi Maya

Menyikapi keadaan pandemik yang hampir merata di seluruh wilayah Indonesia banyak kantor dan instansi melakukan work from home (bekerja dari rumah). Lebih dari sebulan para pekerja kantor melaksanakan tugas profesionalnya pure tanpa kehadiran fisik. Semua data dan laporan dikirim dengan email, chat whatsap, blue tooth dan aplikasi lainnya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Keharusan work from home (WFH) bagi para pekerja kantor menghilangkan kesempatan untuk berkumpul berdiskusi dan bercengkrama di saat senggang. Canda tawa dengan rekan kerja pun ikut sirna.

Keadaan terpaksa seperti ini tentu mengurangi produktifitas dan kepuasan berkarya. Sehingga urutan berikutnya bisa menumbuhkan rasa was-was akan kemungkinan dirumahkan atau bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Tetapi warganet yang masih menjalani tugas profesi harus tetap optimis badai pasti berlalu. Keadaan gak seseram berita sosmed. Masyarakat pada umumnya masih memiliki daya survival tinggi.

Pelaku usaha mikro paling lentur menghadapi krisis. Itu menurut saya yang akan menyelamatkan ekonomi dan mengamankan pasar. 

Karena itu tetap bergembiralah, jaga interaksi melalui silaturahmi maya. Hikmah luar biasa silaturahmi tetap akan didapatkan walau dengan cara tak biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun