RAMADAN Pilihan

Budaya Sungkeman Dilihat dari Perspektif Kontemporer

12 April 2024   12:47 Diperbarui: 12 April 2024   12:54 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budaya Sungkeman Dilihat dari Perspektif Kontemporer
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Oleh: Eko Windarto 

Budaya sungkeman merupakan salah satu tradisi yang lazim dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Sungkeman merujuk pada tindakan membungkukkan badan dalam posisi tubuh yang rendah sebagai bentuk penghormatan. Tradisi ini biasanya dilakukan pada orang yang lebih tua atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi dalam lingkungan sosial.

Pada zaman dahulu, budaya sungkeman sangat ditekankan dan dijadikan sebagai budaya yang wajib dilakukan oleh masyarakat. Namun, seiring berkembangnya zaman dan modernisasi yang terus meningkat di Indonesia, budaya ini juga mengalami pergeseran signifikan.

Bagaimana posisi budaya sungkeman dalam perspektif kontemporer? Apakah tradisi ini masih relevan dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia dewasa ini? Apa saja peran dan fungsi sungkeman dalam kehidupan modern?

Penjelasan tentang Budaya Sungkeman

Sebelum membahas sungkeman dalam perspektif kontemporer, kita perlu mengetahui dulu pengertian dan fungsi sungkeman dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Budaya Sungkeman dapat diartikan sebagai upacara atau bentuk penghormatan yang dilakukan seseorang dengan cara membungkukkan badan dalam posisi tubuh yang rendah. Tradisi sungkeman bisa dilakukan kepada orang yang lebih tua, orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi, atau orang yang dihormati.

Kegiatan sungkeman ini biasanya dilakukan pada momen-momen tertentu, seperti acara adat, upacara pernikahan, atau acara resmi lainnya. Sungkeman juga menjadi bentuk penghormatan yang ditanamkan saat usia dini dalam keluarga, di mana anak-anak diajarkan untuk menghormati orang yang lebih tua dan memperlihatkan rasa sopan santun.

Cara sungkeman bervariasi di setiap daerah di Indonesia, tergantung dengan tradisi dan kebiasaan masyarakat setempat. Ada yang melakukan sungkeman dengan satu kali membungkuk, ada juga yang melakukan sungkeman berkali-kali hingga tiga kali atau lebih.

Peran Budaya Sungkeman dalam Kehidupan Modern

Sungkeman memainkan peran penting dalam masyarakat Indonesia, tetapi seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh budaya barat, budaya sungkeman mengalami pergeseran fungsi dan makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun