Elsa Arta Prayogo
Elsa Arta Prayogo Mahasiswa

Berkelana dan menulis untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menelusuri Makna Lebaran Ketupat Bagi Masyarakat Kejawen Desa Manggung, Ngemplak, Boyolali

17 April 2024   20:07 Diperbarui: 17 April 2024   20:12 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menelusuri Makna Lebaran Ketupat Bagi Masyarakat Kejawen Desa Manggung, Ngemplak, Boyolali
Kompasiana.com - Gambar ketupat yang telah dimasak. (Dokumentasi pribadi/Elsa Arta Prayogo)

Masyarakat Kejawen

Lebaran Ketupat punya berbagai makna filosofis. Bagi masyarakat kejawen, lebaran ketupat punya makna berbeda. Ketupat tidak hanya tradisi, tetapi juga punya makna spiritualitas dan budaya yang mendalam.

Masyarakat kejawen adalah mereka yang masih menganut kepercayaan kejawen, yakni ilmu yang ajaran utamanya tentang membangun tata krama atau aturan dalam berkehidupan yang baik. Melansir dari laman Portal Informasi Indonesia, Budaya Kejawen muncul sebagai bentuk proses perpaduan dari beberapa paham atau aliran agama pendatang dan kepercayaan asli masyarakat Jawa. Sebelum Budha, Kristen, Hindu, dan Islam masuk ke Pulau Jawa, kepercayaan asli yang dianut masyarakat Jawa adalah animisme dan dinamisme, atau perdukunan. 

Meski kepercayaan kejawen saat ini sudah mulai ditinggalkan, tetapi nyatanya masih ada kelompok masyarakat yang menganut kepercayaan ini. Mereka masih merayakan tradisi-tradisi yang dibawa oleh kepercayaan kejawen ini. Yang mana tradisi tersebut sangat berkaitan dengan ciri khas warga pribumi. 

Makna Lebaran Ketupat bagi Masyarakat Kejawen Desa Manggung, Ngemplak, Boyolali

Warga Desa Manggung, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah turut merayakan Lebaran Ketupat ini. Warga di Desa Manggung menyebutnya sebagai Kupatan. Masyarakat yang merayakan kupatan ini didominasi oleh warga yang sudah memasuki usia senja, yakni kisaran 50 tahun ke atas. Dan sebagian dari mereka masih menganut kejawen. 

Bagi mereka, perayaan Lebaran Ketupat tidak hanya sekedar kebiasaan, melainkan Kupatan memiliki filosofi tersendiri. Salah satu warga yang turut merayakan Kupatan adalah Mbah Tugiyem, yakni warga RT 01/RW 08 Dukuh Manggung, Manggung, Ngemplak, Boyolali. Mbah Tugiyem, atau yang akrab disapa Mbah Kimpling ini mengaku bahwa setiap tahun ikut merayakan Kupatan. 

"Biasane kula masak kupat telung puluh lima. (Biasanya saya masak kupat tiga puluh lima buah)." tutur Mbah Kimpling saat diwawancara pada Selasa siang  (16/4/2024). 

Mbah Kimpling memasak sejumlah tersebut untuk kemudian dibagikan kepada anak-anaknya. Beliau memasak ketupat dengan hidangan lain, yakni sambal goreng dan bubuk kedelai. 

"Kabeh anak'e rata. Kabeh di cawisi. Kupat e kui tak masak karo jangan sambel goreng, karo bubuk dele. Dele ne di goreng sik, terus di deplok lembut kae. (Semua anak rata. Semua diberi. Kupatnya saya hidangkan dengan sambal goreng, juga bubuk kedelai. Kedelainya saya goreng lalu saya tumbuk sampai halus.)" terang Mbah Kimpling. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun