Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Lainnya

"... Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan." QS. Al Baqarah: 148

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menghormati Kebutuhan Spiritual: Panduan Melayani Lansia Agar Tetap Berpuasa dengan Nyaman di Rumah

9 Maret 2024   17:45 Diperbarui: 10 Maret 2024   17:11 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghormati Kebutuhan Spiritual: Panduan Melayani Lansia Agar Tetap Berpuasa dengan Nyaman di Rumah
Pesantren Ramadan Lansia. Radar Indramayu - Disway

Pola hidup di jaman modern mendorong kehidupan semakin sibuk.  Pekerjaan di  luar rumah menjadi aktvitas yang dominan, bukan hanya bagi para suami, tetapi juga isteri. Ramadan selalu menjadi moment luar biasa. Semua umat muslim yang beriman, seberapun imannya, biasanya cenderung ingin melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan secara penuh. Tak terkecuali bagi mereka yang telah lajut usia (lansia).

Ramadan, membuat aktivitas keluarga satu sama lain juga cenderung mengalami perubahan. Yang biasanya jarang bisa berkumpul bersama, menjadi lebih dekat karena disatukan oleh aktivitas ibadah makan sahur dan berbuka bersama, bahkan shalat berjamaah.

Bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga lansia, tentu  memiliki potensi tantangan sekaligus potensi pahala yang lebih besar, sudah seharusnya dan sewajarnya lebih memperhatikan kebutuhannya. Jangan sampai Anda bersikap biasa-biasa saja apalagi mengabaikan karena para lansia tentu juga ingin merasakan kebersamaan spiritual ini.

Bagi lansia, meskipun ada peluang diperkenankan oleh agama untuk tidak berpuasa dengan menunaikan membayar fidyah sebagai gantinya, namun tidak sedikit lansia berpandangan lebih baik untuk melaksanakan puasa, bukan hanya sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebuah pengalaman yang mendalam secara spiritual. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami dan memberikan dukungan yang sesuai agar lansia di rumah Anda dapat menjalani puasa dengan nyaman dan tanpa tekanan emosional.

Aktivitas ringan dan santai. Dokpri
Aktivitas ringan dan santai. Dokpri

Tulisan ini akan menjelajahi beberapa tips praktis untuk membantu lansia yang tetap ingin berpuasa agar merasa didukung dan terjaga kesehatannya, sehingga mereka lebih nyaman selama bulan suci Ramadan, diantaranya:

1. Pemahaman: 

Berbicaralah dengan lansia tentang alasan ingin berpuasa dan pentingnya bagi mereka. Cobalah untuk memahami keinginan dan keyakinan mereka.

2. Konsultasi dengan Dokter: 

Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan bahwa lansia tersebut mampu berpuasa tanpa membahayakan kesehatannya. Lansia yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau gangguan jantung, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa. Dokter dapat memberikan nasihat yang sesuai berdasarkan kondisi kesehatan individu.

3. Penyesuaian Jadwal Makan: 

Bantu lansia untuk menyesuaikan jadwal makan mereka agar sesuai dengan waktu sahur dan berbuka. Pastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup saat makan. Biasanya dokter akan menyarankan Lansia untuk memilih makanan yang sehat dan bergizi untuk sahur dan berbuka. Jangan melewatkan sahur karena ini dapat membantu menjaga energi selama berpuasa. Pilihlah makanan yang rendah gula, rendah garam, dan tinggi serat.

4. Perhatikan Kesehatan: 

Pastikan lansia tersebut menjaga kesehatan mereka dengan cukup istirahat, minum air yang cukup, dan mengonsumsi makanan yang sehat saat berbuka dan sahur. Pastikan untuk minum cukup air selama periode non-puasa untuk mencegah dehidrasi.

5. Istirahat yang cukup: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun