Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Penulis

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ada yang Hilang Dalam Malam Ramadhan di Palestina

10 Juni 2018   20:38 Diperbarui: 10 Juni 2018   21:09 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada yang Hilang Dalam Malam Ramadhan di Palestina
Tradisi membangunkan sahur dilarang Israel (dok.middleeast.net)

Bersyukurlah kita yang tinggal di Indonesia. Sebagai muslim,  kita bisa menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan tenang dan tenteram. Negeri ini relatif aman dari gangguan dan penindasan bangsa lain. 

Namun tidak demikian dengan apa yang dialami oleh saudara saudara kita di Palestina. Hingga saat ini masih mengalami penderitaan akibat kekejaman Israel. Jangankan merasa tenang, masih hidup pun sudah untung. 

Setiap tahun penindasan Israel terhadap bangsa Palestina semakin menjadi jadi.  Tidak peduli berapa banyak jatuh korban,  apalagi dengan dukungan Amerika Serikat dan sekutu.  Hidup di Palestina jauh dari rasa aman. 

Bahkan di bulan suci Ramadan,  umat muslim semakin menderita. Israel tidak pernah menghormati bulan suci ini. Negara zionis itu tetap berbuat sewenang wenang di luar batas kemanusiaan. 

Tahun ini perayaan penindasan Israel yang ke 70. Tahun ini pula Israel meningkatkan penjajahannya,  dengan merampas Al Quds dan menggusur pemukiman penduduk Palestina di jalur Gaza.  Maka dalam  Ramadan ini  penderitaan orang Palestina bertambah. 

Ada beberapa hal yang hilang dari suasana Ramadan di Palestina. Terutama pada malam hari dimana aktivitas umat muslim lebih banyak dilakukan.  Sejak berbuka hingga menjelang Subuh. 

Pertama,  suasana berbuka puasa yang tidak nyaman karena diawasi oleh tentara Israel. Orang-orang yang masuk ke Masjidil Aqsa diperiksa dengan ketat. Tidak semua orang bisa masuk. 

Selain itu,  kemarin tentara Israel melarang beberapa organisasi kemanusiaan yang ingin membagikan makanan berbuka puasa. Akibatnya,  banyak orang yang tidak mendapatkan bagian makanan. Israel sengaja membuat warga Palestina yang berpuasa kelaparan. 

Kedua, semakin langka makanan khas orang Palestina. Mereka tidak punya bahan bahan untuk membuat makanan tersebut karena diblokade Israel. Malah kios-kios yang ada hancur oleh perbuatan tentara Israel. 

Dalam bulan Ramadan ini,  rakyat Palestina kesulitan untuk membuat makanan sendiri. Mereka terpaksa bergantung pada bantuan lembaga lembaga kemanusiaan. Tetapi lembaga lembaga itu juga semakin dibatasi geraknya. 

Ketiga,  hilangnya budaya membangunkan sahur. Dahulu selalu ada sekelompok orang yang membangunkan sahur,  dengan pakaian tradisional,  membawa tambur dan melantunkan panggilan sahur. Sekarang telah dilarang oleh tentara Israel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun