Endah Kurnia Wirawati
Endah Kurnia Wirawati Full Time Blogger

Blogger dan translator novel dan komik. Traveler and writer on http://www.muslimtravelergirl.com/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Masjid Istiqlal, Simbol Toleransi Beragama di Indonesia

31 Maret 2024   23:26 Diperbarui: 31 Maret 2024   23:30 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Istiqlal, Simbol Toleransi Beragama di Indonesia
Masjid Istiqlal (Sumber foto: TribunNews)

Masjid Istiqlal, terletak di Jakarta, Indonesia, adalah salah satu masjid terbesar dan termegah di Asia Tenggara. Namanya sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti "merdeka" atau "kemerdekaan". Istiqlal, sebuah nama yang melambangkan kebebasan, tidak hanya menjadi sekadar bangunan megah, tetapi juga menjadi wujud dari rasa syukur mendalam yang tersemat dalam jiwa bangsa Indonesia atas kemerdekaan yang dengan susah payah diperjuangkan.dan mencerminkan nilai-nilai kemerdekaan dan kebangsaan Indonesia.

Mulai dibangun pada tahun 1961, pemancangan pertama tiang Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Arsitekturnya yang megah dan luas, serta kemampuannya menampung hingga 100.000 jamaah, menjadikannya salah satu landmark yang paling dikenal di Jakarta dan masjid terbesar di Asia Tenggara.

Karya Arsitektur Nasrani

Pada tahun 1954, dimulailah sebuah sayembara yang menjadi awal dari perjalanan panjang merancang arsitektur megah Masjid Istiqlal. Setelah melalui proses seleksi yang ketat, akhirnya seorang arsitek nasrani bernama Friedrich Silaban terpilih sebagai pemenang. Meskipun bukan beragama Islam, namun Friedrich Silaban dianggap memiliki kemampuan untuk menggabungkan elemen-elemen Islam dan semangat nasionalisme dalam desainnya. 

Salah satu contohnya adalah desain kubah Masjid Istiqlal yang memiliki diameter mencapai 45 meter, mewakili tahun bersejarah kemerdekaan Indonesia, yaitu 1945. Tak hanya itu, kubah tersebut juga dihiasi dengan ukiran ayat kursi yang melingkari bagian dalamnya, memberikan nuansa spiritual yang mendalam.

Tidak hanya itu, Masjid Istiqlal juga memiliki struktur yang simbolis. Dengan didukung oleh 12 tiang, menandakan hari kelahiran Nabi Muhammad yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awwal. Selain itu, kehadiran empat lantai balkon dan satu lantai dasar dalam bangunan ini tidaklah kebetulan. Kelima lantai tersebut melambangkan lima rukun Islam, jumlah shalat wajib dalam sehari, serta jumlah sila dalam ideologi negara Indonesia, Pancasila.

Melalui perpaduan elemen-elemen simbolis ini, Masjid Istiqlal tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sebuah simbol kebanggaan dan semangat nasionalisme yang mengakar dalam setiap jengkal desainnya. Bangunan masjid ini mencakup gaya arsitektur modern dengan sentuhan tradisional Islam, dan menunjukkan semangat toleransi di Indonesia dengan berbagai elemen budaya yang diintegrasikan. 

Visi Toleransi Soekarno

Dengan visi yang penuh makna, Soekarno memimpikan agar Masjid Istiqlal ditempatkan dekat dengan landmark penting negara, termasuk Istana Negara dan Monumen Nasional (Monas). Pilihan lokasi ini menjadi semakin berarti karena di sekitarnya telah berdiri megah Gereja Katedral, sebuah lambang keagamaan yang sudah ada sebelumnya. Maka, dalam perspektif Soekarno, menghadirkan Masjid Istiqlal berdampingan dengan Gereja Katedral bukan hanya sekadar strategi pembangunan fisik, melainkan juga simbol keharmonisan dan toleransi antara dua agama yang berbeda.

Keputusan tersebut akhirnya diambil, dan Masjid Istiqlal pun berdiri tegak persis berseberangan dengan Gereja Katedral, mewujudkan impian panjang Soekarno. Namun, perjalanan pembangunan tidaklah mudah. Dibutuhkan waktu yang lama, serta dana yang besar, seperti yang telah diantisipasi oleh Hatta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun