Kata adalah rasa, kata adalah nuansa, tapi tak ada kata putus asa, selalu belajar dan mencoba, semua pasti bisa.
Cara Cerdas Perangi Monster Plastik
Pagi ini seperti biasa, aku belanja kebutuhan untuk buka puasa di abang penjual sayur langgananku. Ada sayur, bumbu dapur, tempe, tahu, ayam, lombok, tomat dan blewah buat takjil. Tak bisa dipungkiri bagi ibu ibu bahwa di bulan Ramadhan, jatah belanja meningkat, walau jatah dari suami tetap. Ah sudahlah, yang penting masih cukup.
Sehari saja belanja keperluan dapur, sudah berapa kantong plastik yang dihasilkan. Aku saja tadi pagi sudah ada 9 kantong plastik dari masing masing item, belum lagi plastik besar sebagai wadah semua belanjaanku.
Praktis kalau tiap hari belanja 10 kantong plastik, jika dikalikan 30 hari selama Ramadhan, kita sudah menyumbang sampah plastik sebanyak 300.
Ini masih hitungan belanja pagi, belum lagi kalau kita belanja ke supermarket sebelah, anak anak jajan makanan kecil dan sebagainya. Bisa jadi setiap hari bisa sampai 500 kantong plastik yang dibuang, oleh seorang ibu rumah tangga.
Hitung saja kalau satu RT ada 50 orang, belum diakumulasi tingkat RW, kelurahan, kecamatan, sampai senegara, kalikan lagi setahun, dan seterusnya. Tidak terbayang seabrek sampah plastik akan jadi monster dalam hidup kita.
***
Kantong plastik terbuat dari polychlorinated biphenyl (PCB) yang sangat sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Waw...bukan waktu yang singkat, dan ini akan berakibat :
Tercemarnya tanah, air tanah, laut bahkan udara.
Terbunuhnya hewan-hewan pengurai, karena racun dari partikel plastik.
Terganggunya jalur resapan air, dan sirkulasi udara ke dalam tanah, sehingga menurunkan kesuburan tanah.