Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jaga Kesehatan Keluarga dengan Dapur Resep Cinta Ibu

28 April 2020   10:26 Diperbarui: 28 April 2020   10:36 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jaga Kesehatan Keluarga dengan Dapur Resep Cinta Ibu
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Minuman atau makanan manis yang biasa saya sajikan untuk keluarga seperti, kurma, buah segar, minuman dengan aneka buah, kolak, angsle, atau hanya teh manis hangat. Setelah itu kita sholat magrib dulu, biar perut tidak terlalu penuh saat nanti harus diisi dengan nasi. Selain itu, apabila sudah menjalankan kewajiban sholat, saat makan kita bisa menikmati makanan dengan santai tidak tergesa-gesa, karena makan dengan tergesa-gesa tentu juga tidak baik untuk pencernaan.

Hindari makanan instan

Pada masa milenial ini, kita semua telah dimanjakan oleh aneka sajian yang serta instan, serba cepat. Apalagi dengan gawai yang serba canggih ini, sekali klik saja kurir pengantar makanan sudah siap di depan kita. Karena buat saya makanan instan itu adalah semua makanan yang kita beli dari orang lain, tidak hanya makanan kaleng atau produk-produk olahan lainya.

Kenapa makanan instan ini harus kita hindari atau dikurangi konsumsinya? Pertama, karena kita tidak mengetahui cara mengolahnya, apakah kebersihannya terjamin, apakah bahanya juga sehat. Kedua, karena semua makanan yang dijual, pasti tujuan utama si pembuat atau penjual adalah untuk keuntungan atau laba, meski kesehatan tetap diperhatikan tapi itu tetap nomor sekian.

Jadi saya sangat yakin, demi meraup keuntungan besar, dalam pembuatan makanan instan ini tidak bisa lepas dari salah satu 5 P (pemanis, pengawet, pemanis, penyedap, pewarna, pengenyal). Kita semua tahu bagaimana bahaya 5 P ini untuk tubuh kita bila kita sering-sering mengkonsumsinya.

Kita bandingkan bila kita mengolah makanan sendiri, pasti kita bisa menjaga kebersihan, memilah dan memilih yang lebih sehat dan yang disukai oleh anggota keluarga. Dan satu lagi pasti ada cinta tulus emak dalam rasa masakan tersebut.

Para ibu, mari kita ubah pola hidup dan pola makan kita, untuk generasi Indonesia yang lebih sehat. Yakinlah, repotnya emak di dapur pasti akan digantikan surga oleh Allah SWT. Janji Allah itu pasti!

Selamat menunaikan ibadah puasa.

Blitar, 28 April 2020

Enik Rusmiati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun