eri fauzi rahman
eri fauzi rahman Guru

Guru di SMKN 1 Sukanagara Kabupaten Cianjur Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ucapan Selamat yang Tepat Pada Hari Raya Idul Fitri

23 Mei 2020   13:17 Diperbarui: 23 Mei 2020   13:15 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ucapan Selamat yang Tepat Pada Hari Raya Idul Fitri
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Esok hari kita akan merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H. Setiap orang biasanya saling bersalaman, lalu saling berucap“minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin”.  Kalimat tersebut sering diucapkan bersamaan, bahkan tidak hanya dalam ucapan, kita sering menemukan tulisan ucapan selamat yang serupa pada spanduk-spanduk atau baligo dipinggir jalan. Karena kedua kalimat tersebut sering bersamaan, seakan-akan “mohon maaf lahir dan batin” adalah arti dari “minal aizhin wal faidzin”.

Pernah suatu ketika, iseng-iseng saya bertanya kepada beberapa teman tentang arti kalimat “minal aidzin wal faidzin”, dan ternyata betul jawaban mereka yaitu “mohon maaf lahir dan batin”.

Betulkah demikian? Mari kita kaji sedikit tentang hal tersebut. Agar apa yang kita lakukan itu betul-betul berbasis keilmuan yang mengandung hikmah dan berpahala.

Mengutip apa yang dikatakan Cak Nun (MH. Ainun Najib) dalam suatu ceramahnya, bahwa sepulang Rasulullah bersama para sahabat dari kemenangan besar Perang Badar, waktu itu tepat menjelang hari raya Idul fitri, Rasulullah berucap “Nahnu Minal Aidzin Wal Faidzin”, artinya kita sebagai orang yang kembali dan beruntung”. Dari segi arti, jelas “Minal Aidzin Wal Faidzin” bukan “mohon maaf lahir dan batin”

Lebih tepatnya, “Minal Aidzin Wal Faidzin” itu bagian dari pengucapan doa, "semoga kita semua tergolong orang yang kembali dan berhasil". Maksudnya kembali kepada kodrat suci kemanusiaan kita, yang penuh kebaikan, kemuliaan, kejujuran, dan persaudaraan setelah berhasil melewati “ujian” selama satu bulan. Oleh sebab itu, ucapan “Minal Aidzin Wal Faidzin” boleh kita ucapkan dengan tujuan saling mendoakan dan berbagi kebahagiaan.

Lalu ucapan selamat (tahniyah) yang tepat dan sesuai dengan sunnah itu seperti apa?

Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan, “Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bertemu di hari raya, mereka mengucapkan kepada sebagian lainnya: “taqabbalallahu minna wa minka.”

Atas apa yang dilakukan para sahabat ini, Rasulullah tidak melarangnya, maka ini termasuk hadits taqriri. Yakni suatu perbuatan yang disetujui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga menjadi sunnah untuk umatnya.

Sayyid Sabiq Dalam Fiqih Sunnah, menjelaskan hal serupa. Bahkan ucapan ini tidak hanya untuk Idul Fitri saja, tetapi untuk Idul Adha juga bisa digunakan. Hal ini berdasar pada riwayat Jubair bin Nafir, ia mengatakan, “Apabila sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertemu pada hari raya, mereka saling mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum.”

Kita ketahui bersama bahwa sebelum hari raya tiba, selama sebulan penuh kita melaksanakan puasa dan berbagai amalan ibadah lainnya. Serta menjelang akhir Ramadhan kita pun mengeluarkan zakat fitrah. Dengan ucapan dan doa “taqabbalallahu minna wa minkum”, sesama muslim saling mendoakan agar puasa serta amalan ibadah lainnya diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hemat saya, ucapan tahniyah (selamat) yang tepat pada hari raya Idul Fitri yaitu dengan kalimat “taqabbalallahu minna wa minkum, sebagaimana para sahabat lakukan. Bahkan boleh juga dengan menambahkan kalimat lain, misalnya ““taqabbalallahu minna wa minkum takobbal ya Karim, shiamana wa shiamakum”. Kemudian jika menerima ucapan selamat tersebut, maka jawablah dengan kalimat yang serupa “taqabbalallahu minna wa minkum”, semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian. Wallohua’lam

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun