Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Jurnalis

Menulis gaya hidup dan humaniora dengan topik favorit; buku, literasi, seputar neurosains dan pelatihan kognitif, serta parenting.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Olahraga Walaupun Sempit

10 Mei 2020   22:48 Diperbarui: 10 Mei 2020   22:49 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga Walaupun Sempit
Latihan yoga bareng klub saat sebelum pandemi  (Dokpri)

Beliau akhirnya mengalah dan memulai sesi itu. Namun gurat wajahnya dari layar Zoom tampak sedikit tidak puas karena tak bisa leluasa melihat gerakan saya, sehingga tak bisa mengoreksi bila nantinya ada kesalahan pose.

Pose akan mencium lutut, yang tertangkap dari kamera instruktur dan kirim ke saya, di mana kaki tidak terlihat. (Dokpri)
Pose akan mencium lutut, yang tertangkap dari kamera instruktur dan kirim ke saya, di mana kaki tidak terlihat. (Dokpri)

Pose menggapai tumit, juga tertangkap dari kamera instruktur dan kirim ke saya. Tumit tak sepenuhnya terlihat (Dokpri)
Pose menggapai tumit, juga tertangkap dari kamera instruktur dan kirim ke saya. Tumit tak sepenuhnya terlihat (Dokpri)

Begitulah kalau olahraga di ruang apartemen yang memang terbatas. Sudah bisa membentangkan  matras yoga saja sudah sangat bersyukur. Padahal di kondisi normal, saya selalu melakukan yoga di tempat latihan yang luas.

Yoga di tempat latihan punya ruang gerak yang luas  (Dokpri)
Yoga di tempat latihan punya ruang gerak yang luas  (Dokpri)

Kondisi pandemi ini memang seperti sumpit yang menjepit semua orang. Kita seperti ada di sebuah mangkok raksasa yang dibatasi oleh batang-batang sumpit itu. Kesempitan ruang-ruang pencaharian hidup, ruang-ruang interaksi sosial langsung, ruang-ruang hiburan dan eksplorasi diri.

Tapi sesempit apapun kondisinya, tetaplah melakukan hal-hal bermakna dan merawat diri dengan segala kesederhanaan yang kita miliki. 

Dalam pengalaman saya hari ini, melakukan gerakan yoga dengan maksimal adalah salah satu cara merawat diri itu.

Di Ramadan, kesempitan itu tak perlu lah dipersoalkan. Lagipula, kesempitan ruang beryoga tak ada apa-apanya dibanding mereka yang tidak punya ruang sama sekali untuk bermukim.

Tuhan, angkatlah kesempitan dari orang-orang, dan bukalah lebar-lebar jalan penghidupan bagi mereka yang merasakan sulitnya kesempitan itu.

--

Catatan 17 Ramadan 1441H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun