Ety Handayaningsih
Ety Handayaningsih Full Time Blogger

Ibu Dua Orang Putri | Blogger | http://etyabdoel.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa Momentum Tepat Menekan Nafsu Belanja

2 Mei 2020   23:34 Diperbarui: 5 Mei 2020   14:43 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Momentum Tepat Menekan Nafsu Belanja
Pixabay 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Profesor Marketing NUS Business School,  Leonard Lee,  yang berjudul Control Deprivation Motivates Acquisition of Utilitarian Products’ (2016) disebutkan bahwa panic buying terkait erat dengan kontrol diri. (Kumparan)

Melalui simulasi yang dilakukan Lee, sejumlah responden diminta mengingat situasi saat mereka tak memiliki kendali atas lingkungan. Ternyata yang mereka lakukan disaat seperti itu adalah membeli bahan kebutuhan pokok. Hal tersebut dilakukan agar mereka memiliki kembali kendali atas lingkungannya.

Masalahnya terletak pada akibat dari menimbun barang, orang lain jadi tak memiliki akses untuk memperoleh barang tersebut. Ini jelas bentuk dari ketidakadilan.

Nah, disaat puasa Ramadan, umat Islam telah diperintah melaksanakan ibadah puasa. Al shiyam dalam bahasa Arab bermakna tidak bergerak, menahan atau berhenti. Jadi hakikat puasa adalah pengendalian diri.

Tak hanya menahan diri dari makan dan minum serta berhubungan badan di siang hari. Namun juga, menahan diri dari perbuatan yang tidak disukai Alloh SWT, seperti ghibah, berbohong, fitnah, tidak berlebihan saat makan dan minum.

Seperti disebutkan di dalam Surat Al Araf Ayat 31,

"Makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."

Dari ayat tersebut jelas sekali tuntunannya. Kita seharusnya tak berlebihan dalam makan dan minum.

Jika ayat di atas diaplikasikan secara tepat maka fenomena panic buying disaat pandemi seperti tak akan terjadi. Apalagi saat pandemi memasuki bulan Ramadan.

Sudah seharusnya, kita mampu menahan diri dari keinginan untuk menyetok bahan kebutuhan pokok secara berlebihan. Ada hak orang lain yang dirampas jika kalap belanja.
Jika saat puasa ternyata kita kalap berbelanja maka kita gagal mencapai hakikat puasa. Kita gagal menahan diri dari nafsu perut.

Dalam sebuah riwayat Al Miqdam Bin Ma'dikarib disebutkan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun