Muhammad Faiz Shahrul Sentosa
Muhammad Faiz Shahrul Sentosa Freelancer

Nama saya Muhammad Faiz Shahrul Sentosa, saya mulai menulis artikel sejak saya mengikuti pelatihan konten kreator Promedida Teknologi Indonesia dan praktek kerja 3 bulan. Selama saya pratek di media lokal salah satu konten tulisan saya berhasil masuk halaman tranding dan discover Google. Hobi saya adalah bermain game, Nonton film, membuat konten, dan mengedit video.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Jangan Hanya Tahu Ketupat sebagai Sajian, Ini Dia Makna Tradisi Lebaran Ketupat dari Masyarakat Jawa

29 April 2023   12:04 Diperbarui: 29 April 2023   12:52 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Hanya Tahu Ketupat sebagai Sajian, Ini Dia Makna Tradisi Lebaran Ketupat dari Masyarakat Jawa
Tradisi Lebaran Ketupat: Simbol Kebersamaan dan Makna Khusus dari Pukat hingga Pelaku Papat | sumber foto : ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA 

Ketupat adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari beras yang dikemas dalam anyaman daun kelapa,

Menjadi simbol kebersamaan tradisi Lebaran Ketupat yang dilakukan oleh masyarakat jawa.

Dalam tradisi Lebaran Ketupat, masyarakat Jawa memasak ketupat dan mengantarkannya kepada sanak saudara terdekat sebagai bentuk simbol kebersamaan.

Cara merayakan Lebaran Ketupat bervariasi tergantung dari kearifan lokal daerah masing-masing, sehingga memberikan ciri khas dan keunikan pada perayaan tersebut.

Sejarah tradisi Lebaran Ketupat sendiri sudah ada di Jawa sejak masa Walisongo dan diperkirakan berasal dari proses masuknya Islam di tanah Jawa.

Sunan Kalijaga, salah satu tokoh Walisongo, membawa ajaran puasa enam hari di bulan Syawal yang memang diajarkan untuk Muslim dan membudayakan dua kali lebaran.

Dalam pelaksanaannya, ketupat memiliki makna khusus yaitu Pukat yang merupakan kependekan dari ngaku lepas yang artinya meminta maaf dan,

Pelaku papat artinya adalah empat tindakan, yaitu lebaran luber, leburan, dan pelaburan.

Dalam mengenang dan merayakan tradisi Lebaran Ketupat, penting bagi kita untuk memahami sejarah dan makna yang terkandung di dalamnya.

Momen ini menjadi ajang untuk mempererat hubungan dan menjaga kebersamaan dengan orang-orang terdekat di sekitar kita.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun