Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014
Camilan Khas Lebaran yang Mungkin Ada di Mejamu?
Dari banyak kue kering yang mungkin disajikan dalam toples plastik biasanya dan selalu ada pada saat perayaan seperti Natal, Imlek dan tentu saja Lebaran di Tanah air. Maka trio ini tidak akan luput dari kehadirannya, siapa lagi jika bukan Kastangel, Putri Salju dan Nastar. Ketiganya tidak hanya akrab saat Hadir sebagai pelengkap camilan khas Lebaran.
Ketiganya juga jika saya tidak salah ingat memiliki komposisi bahan yang nyaris sama kecuali isian dan bahan penunjangnya. Contoh dari bahan yang sama tanpa isian dan toping yang saat matang tinggal ditabur gula halus jadilah putri salju. Agar berbeda biasanya di cetak seperti bulan sabit, umunya demikian.
Dari bahan yang sama di potong memanjang, untuk yang ini akan di oles telur dan ditabur keju parut lalu di bakar sampai matang maka jadilah Kastangel. Lain dengan yang Nastar dimana adonan dibuat bulat lalu di beri isian selai nanas dan di bakar setelah di oles telur.
Lain lagi dengan olahan tradisional, kadang ini menjadi favorit tentu tidak lain dan bukan beragam jenis keripik dari beragam bahan baik dari talas, kentang, singkong, pisang bahkan sampai sukun. Keripik ini paling cocok menemani kopi dan teh. Selain pilihan gurih ada juga rasa manis makanya geng keripik tak pernah luput dari khasnya camilan lebaran.
Sesungguhnya selain kue kering merek Khongguan yang ternyata biskuit ini berasal dari Singapura, tapi punya jargon yang Indonesia sekali yani Biskuit Lebaran. Dalam berburu isiannya biskuit Khongguan pastilah yang dikejar adalah wafernya dulu dibanding kue jenis lain. Khongguan ini asorted jadi banyak ragam biskuit dalam satu kalengnya.
Tapi tahukah kamu fungsi kaleng gbtersebut sejalan dengan arti harfiahnya, dari Khongguan yang ternyata juga memiliki makna kaleng/toples kosong. Maka dari itu banyak yang akhirnya menggunakannya kembali setelah bisakuitnya habis untuk mengisi dengan beragam camilan atau kue lainnya.
Kaleng merah dengan gambar keluarga tanpa ayah ini kadang diisi kembali dengan camilan yang di goreng , gurih dan krenyes semacam kuping sendok alias rempeyek kacang, kembang goyang dan tentu saja rengginang. Dan lagi lagi buat teman santai sambil ngeteh dan ngopi selalu cocok dan yakin tak pernah gagal.
Tapi ada satu yang kini jadi kebiasaan saya. Kadang menyajikan tidak melulu kue kering tapi kadang juga bolu, seperti lapis Surabaya yang merupakan resep kuno dari masa penjajahan Belanda Spikoe.
Spikoe atau kini lebih sering disebut lapis Surabaya sesungguhnya tidak berbeda jauh dengan bolu pada umumnya, tetapi kalau di tilik rasanya yang paling otentik dan tiada bisa digantikan karena kalau mengikuti resep Belanda maka akan banyak jenis rempah seperti kapulaga, kayu manis, bunga pala, cengkeh dan adas manis. yang biasa ditambahkan di resep kue ini.
Spikoe kini tidak hanya di buat dengan di panggang tapi ada pula yang dikukus, soal jenis dan rasanya kini sudah lebih banyak yang menyesuaikan dengan zaman.