Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |
Conscientiousness, Tiada Kata Menyesal Setelah Membeli
Belanja online pun demikian, jangan tergiur dengan iklan yang selau datang silih berganti, tentukan apa yang akan menjadi prioritas, susun daftar rencana dengan baik, jangan membuang waktu di depan laptop atau gadget kita, selain tidak baik untuk kesehatan, juga kurang bagus untuk edukasi.
Kompetensi dan urutan musyawarah
Kemampuan ini merupakan ciri khas yang mana lebih mengutamakan urutan kompetensi dan musyawarah (competence and deliberation order). Kepribadian ini lebih menyukai diskusi sebelum melaksanakan sesuatu. Sebagai contoh bahwa suami dan istri satu sama lain saling bertukar pendapat positif untuk menentukan kebutuhan rumah tangga. Termasuk dalam hal ini jika kita akan membeli kado lebaran secara online atau offline, semua dapat didiskusikan bersama dengan suami atau istri.
Pertimbangan
Bagi kepribadian jenis ini, pertimbangan (deliberation) dalam perbelanjaan adalah hal yang tidak kalah penting untuk menjaga keharmonisan rumah tangga kita. offline atau online, semua memiliki sisi positif dan negatifnya. Jika memang keluarga kita terbiasa dengan serba instant dan online minded, maka belanja online menjadi pilihannya. Akan tetapi tidak sebaliknya, bagi keluarga yang terbiasa harus dengan melihat sendiri dan memilih serta memilah barang yang akan dibeli, belanja offline sangat mengasikan dan lebih terpercaya.
Lawan impulse buying
Karena kemandiriannya, jika dirunut conscientiousness berbanding terbalik dengan impulse buying. Muara dari conscientiousness adalah memiliki hubungan yang negatif juga dengan penyesalan setelah pembelian (post purchase regret).
Apakah ada dari kita yang berbelanja tanpa perencanaan? Jawabanya pasti iya. Berbelanja tanpa memikirkan isi dompet, belanja yang tidak diperlukan, belanja membuang waktu hingga lupa bahwa saldo belanja menipis untuk kebutuhan satu bulan.
Oleh karenanya, conscientiousness merupakan lawan dari impulse buying. Jika dalam satu keluarga terdapat dua tipe kepribadian ini, maka akan seimbang satu sama lain. Namun, jika berat disalah satu atau keduanya, maka beda urusannya. Hehehehe...
Belanja online lebih simple
Apakah belanja online lebih simpel? Jawabannya iya. Ditengah pandemi covid-19, kita tinggal memesan melalui aplikasi, memilih apa yang kita inginkan, diskon yang besar, waktu yang fleksibel (bisa dimana saja dan kapan saja), masukan ke dalam daftar keranjang belanja, transfer ke rekening tujuan dan selesai.
Namun, situasi saat ini tidaklah mudah, beberapa kasus seperti bobolnya data diri pelanggan dewasa ini menjadi preseden buruk bagi kita yang gemar berbelanja online. Selain itu, beberapa hal yang harus diperhatikan ketika belanja online adalah konektivitas internet, kredibilitas barang, masa garansi, serta ketepatan waktu pengiriman.
Belanja offline lebih puas
Lain dengan belanja online yang dapat diatur waktunya, belanja offline harus memiliki spare waktu yang lebih besar. Kita bisa diskusi terlebih dahulu dengan istri atau keluarga sebelum menentukan daftar belanjaan.
Tidak hanya itu, kualitas barang, ketersediaan, ketepatan waktu dalam memperoleh barang serta kepuasan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi penggemar belanja offline. Barang yang diinginkan dapat langsung dibawa, dipackaging dan dikirimkan ke handai taulan atau tetangga, bahkan sampai orang yang kita kasihi.
Namun, itu semua terkendala pandemi covid-1 9 yang mana kita dipersyaratkan untuk tetap berada di rumah saja (WFH). Tidaklah mudah melakukan belanja dalam situasi seperti ini, saran saya berbelanjalah di waktu pagi hari yang mana belum banyak pengunjung toko atau swalayan hadir, sehingga kita akan tetap dapat leluasa dan memilih barang berkualitas sesuai yang diinginkan, hindari kontak fisik dan jaga jarak satu sama lain. Selama di toko menggalakan protokoler Kesehatan pemerintah, kita harus percaya diri karena dipastikan aman untuk berbelanja.