I am a student in the Development Economics Study Program at Semarang State University who is currently studying for an undergraduate degree. I have also participated in and/or am still participating in various types of activities on campus and outside campus such as organizations, competitions, and volunteering. I have a passion for topics in the fields of social, economics, tourism, transportation and government
Ramadan Penuh Berkah, UMKM Meningkatkan Perekonomian Daerah
Semarang- Pebisnis memiliki banyak cara untuk dapat memaksimalkan keuntungannya, salah satunya dengan memanfaatkan momentum bulan suci Ramadan, bulan yang paling dinanti tak hanya bagi umat muslim, namun seluruh masyarakat. Terlebih lagi untuk para pelaku ekonomi yang menjadikan momen Ramadan ini sebagai momen yang tepat untuk melakukan kegiatan usaha.
Aktivitas ekonomi di bulan Ramadan bergerak lebih cepat dari bulan-bulan biasanya. Kebutuhan akan jasa, pariwisata, transportasi, makanan dan minuman, hingga pakaian meningkat pesat selama bulan Ramadan. Meningkatnya permintaan akan kebutuhan-kebutuhan selama Ramadan berdampak besar kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sejak lepas dari fenomena pandemi covid-19, semua lapisan masyarakat terbebas dari Pemberlakuan Pembatan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ini menjadi sebuah kebahagian bedar bagi masyarakat agar bisa menjalankan ibadah puasa maupun mempersiapkan kedatangan hari raya Idulfitri nanti dengan rasa tenang dan aman.
Sesuai dengan mekanisme pasar dalam teori permintaan dan penawaran, ketika permintaan suatu barang meningkat akan diikuti dengan munculnya peluang bagi para produsen untuk menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi permintaan tersebut. Hal ini membuat banyak masyarakat memiliki banyak peluang, tak terkecuali pelaku UMKM. Hampir semua pelaku UMKM merasakan berkah bulan Ramadan.
Seperti yang dialami Mas Aditya selaku pengusaha nasi warteg. Beliau menuturkan selama Ramadan ini usahanya mengalami kenaikan omzet yang sebagian besar pendapatannya berasal dari kalangan mahasiswa.
"Bulan Ramadan ini membawa berkah bagi usaha saya, mas. Omzet saya bisa dibilang naik dibanding hari-hari biasa. Kebanyak yang beli juga mahasiswa. Mereka beli makan biasanya buat sahur dan buka." Ujar Mas Aditya.
Dalam hal ini pemerintah memiliki peran bagaimana cara agar setiap ramadhan datang, para pelaku UMKM memiliki wadah untuk mendukung UMKM agar bisa mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas lagi. Harapannya juga tak hanya di bulan Ramadan para pelaku UMKM dapat memaksimalkan keuntungannya, namun juga di hari-hari biasa. Dengan persiapan dan dukungan yang besar dari pemerintah, UMKM bisa membantu meningkatkan perekonomian daerah.
Fenomena Bazar Ramadan Sebagai Penggerak Roda Perekonomian Masyarakat, Terutama UMKM.
Budaya umat muslim di Indonesia saat Ramadan seperti buka bersama atau kerap dikenal dengan bukber, membuat tempat-tempat makan ramai dikunjungi hingga terdapat waiting list atau antrian tunggu. Lalu ada juga budaya ngabuburit yakni kegiatan yang dilakukan sore hari sambil menunggu waktu buka puasa. Biasanya masyarakat mencari menu untuk berbuka puasa di pedagang kaki lima baik yang ada di pinggir jalan maupun bazar Ramadan. Ramadan membawa berkah, pelaku UMKM dibanjiri pembeli. Dalam monentum ini, UMKM menjadi faktor pendorong perkonomian.