Founder (Olshopinbae, Sandal Bandung, Ferrymarket) | Digital Marketing | Dropshipper | Blogger | Membangun usaha berbasis digital | Kontak: halo@ferry.biz.id
Asal-usul Ketupat dari Berbagai Teori
Ketupat adalah makanan tradisional yang umum ditemui di Indonesia, Malaysia, Filipina, Brunei, dan Singapura. Ketupat biasanya terbuat dari beras yang dikupas dari kulit luar, kemudian dimasak dalam anyaman daun kelapa atau daun pisang yang membentuk segitiga atau heksagonal, dan dipadatkan dengan cara diremas atau direkatkan. Ketupat seringkali disajikan sebagai hidangan khas dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia dan Hari Raya Aidilfitri di Malaysia dan Singapura.
Asal usul ketupat tidak dapat dipastikan dengan pasti, karena makanan ini telah ada sejak lama dan tidak ada catatan tertulis yang jelas tentang sejarahnya. Namun, terdapat beberapa teori dan legenda yang beredar mengenai asal usul ketupat.
1. Teori Arab
Beberapa sumber menyebutkan bahwa ketupat diperkenalkan oleh pedagang Arab ke Nusantara pada abad ke-7 atau 8 Masehi. Pedagang Arab yang berlayar dari Timur Tengah ke wilayah Asia Tenggara membawa biji-bijian, termasuk beras, dan daun kelapa atau daun pisang untuk menyimpan makanan. Pendapat ini didasarkan pada kesamaan bentuk ketupat dengan hidangan berbasis beras yang ditemukan di Timur Tengah, seperti makanan Arab yang disebut "majbous" atau "mandi" yang terbuat dari nasi yang dimasak dalam anyaman daun kelapa.
2. Teori Melayu
Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa ketupat berasal dari suku Melayu yang telah lama tinggal di wilayah Nusantara. Menurut legenda Melayu, ketupat pertama kali dibuat oleh seorang putri kerajaan Melayu yang ingin menghidangkan makanan yang praktis kepada tentara ayahnya yang sedang berperang. Ketupat kemudian menjadi makanan yang populer di kalangan masyarakat Melayu dan menyebar ke wilayah-wilayah di sekitarnya.
3. Teori Nusantara
Beberapa sumber berpendapat bahwa ketupat adalah makanan asli Nusantara yang telah ada sejak zaman prasejarah. Beberapa penemuan arkeologi di Indonesia menunjukkan adanya bukti penggunaan anyaman daun sebagai alat penyimpanan makanan pada zaman purba, seperti di Gua Harimau di Sumatera dan Gua Leang Burung Mandi di Sulawesi. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan daun kelapa atau daun pisang untuk membuat ketupat bisa jadi telah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
Meskipun asal usul ketupat masih diperdebatkan, yang pasti ketupat telah menjadi bagian integral dari budaya dan tradisi masyarakat di wilayah Nusantara selama berabad-abad. Ketupat juga memiliki makna simbolis dalam banyak perayaan keagamaan dan acara sosial di wilayah tersebut, serta menjadi hidangan yang sangat dinikmati oleh banyak orang.
Sudah pernah ditulis di blog pribadi