Efwe
Efwe Administrasi

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Indonesia Negeri Paling Relijius Sejagat, Tapi Kok Bisa Dianggap Tak Bermoral?

17 April 2021   09:02 Diperbarui: 17 April 2021   09:58 3078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Negeri Paling Relijius Sejagat, Tapi Kok Bisa Dianggap Tak Bermoral?
Kumparan.com

Seperti dilansir CNNIndonesia Skor kesopanan daring di Indonesia berada diangka 76 pada tahun 2020. Angka ini merupakan merupakan skor terendah se Asia Tenggara.

Laporan ini berdasarkan survei yang diikuti oleh 16.000 responden di 32 negara. Sistem penilaian laporan tersebut berkisar dari skala nol hingga 100. Semakin tinggi skor maka semakin rendah kesopanan daring di negara tersebut.

Sebelumnya, perusahaan Software Microsoft  pun merilis hal yang serupa pada akhir 2019 terkait kesopanan masyarakat Indonesia yang buruk di dunia maya.

Seperti kita tahu kesopanan dalam berinteraksi di dunia nyata ataupun dunia maya merupakan bagian dari moralitas manusia.

Selain itu kita tahu pula, bahwa di negeri kita tercinta yang penduduknya dikenal sangat relijius ini justru di rundung problem moralitas lain yang berkepanjang.

Mulai dari korupsi, caci maki, umbaran benci, hingga diskriminasi dan intoleransi yang kerap dihiasi persekusi yang kadang hingga berujung kematian.

Problematika di atas seakan menegasikan keyakinan bahwa relijiusitas membuahkan moralitas. Sehingga wajar, meski dianggap relijius, masyarakat Indonesia juga dituding "amoral."

Karena itu tidak sedikit yang mempertanyakan bagaimana bisa agama kehilangan moralitas? Ataukah memang moralitas muncul secara independen, terpisah dari institusi agama? 

Pernyataan terakhir ini mengambil contoh moralitas yang muncul dari seorang atheis, yang memandang tidak perlu agama untuk menjadi bermoral.

Menurut pandangan saya, tidak ada yang salah dengan keyakinan bahwa sikap relijius akan berbuah moralitas yang baik.

Letak kekeliruannya justru ada pada pemaknaan agama yang dipersempit. Mestinya, agama dan moral dimaknai sebagai suatu kesatuan yang utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun