Efwe
Efwe Administrasi

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Artikel Utama

Mudik, Fenomena Sosio Kultural Tahunan yang Berdampak Besar terhadap Perekonomian Nasional

17 April 2023   10:46 Diperbarui: 18 April 2023   13:45 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik, Fenomena Sosio Kultural Tahunan yang Berdampak Besar terhadap Perekonomian Nasional
Ilustrasi kepadatan kendaraan saat mudik lebaran. (Foto: KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO)

Saat Ramadhan tiba, para perantau ini kerap berada dalam situasi sentimentil pada momen estetik puasa di mana mereka berasal, alhasil kerinduan untuk kembali ke "akarnya" membuncah nyaris tak tertahankan.

Momen yang kemudian menjadi bagian dari kembali menziarahi identitas kultural diri sebagai "orang kampung" sekaligus menuntaskan rasa rindu kepada keluarga.

Selain sebagai bagian dari sosio kultural yang kental dengan muatan spiritual, karena mobilitasnya begitu masif, tentunya akan diikuti oleh pergerakan uang, peristiwa mudik telah menjadi peristiwa ekonomi penting dalam siklus ekonomi Indonesia.

Momen Ramadhan dengan mudiknya, menjadi harapan bagi para pemangku kepentingan perekonomian nasional untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi negeri kita tercinta ini.

Mudik biasanya menghasilkan tingkat perputaran uang cepat, berjumlah besar dalam jangka waktu yang pendek, kondisi ini dalam teori ekonomi disebut Velocity of money.

Dampaknya, akan mendorong produksi barang dan jasa  yang bakal dirasakan betul oleh para pelaku ekonomi riil terutama kelompok usaha UMKM.

Dengan demikian, aliran "uang kota" yang mengalir bersamaan dengan datangnya pemudik dapat menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah.

Bank Indonesia memperkirakan perputaran uang tunai saja saat Ramadhan dan Lebaran dengan mudiknya tersebut akan mencapai Rp.195 triliun.

Jumlah itu naik 8,22 persen dibandingkan Ramadhan dan Lebaran tahun 2022 lalu, yang realisasinya sebesar Rp.180,2 triliun.

Atas dasar prediksi itulah BI sebagai otoritas moneter menyiapkan uang tunai untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran rakyat Indonesia senilai proyeksi perputaran uang tunai, yakni sebesar Rp.195 triliun.

Sementara,menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mudik tahun 2023 ini diproyeksikan akan menghasilkan perputaran uang secara agregat sebesar Rp. 246 triliun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun