Bagaimana Menilai Manusia Baik dan Manusia Jahat?
Menilai manusia baik dan jahatĀ
Kita selalu terjebak pada dikotomi menilai manusia secara langsung, padahal kita belum menilainya secara keseluruhan. contohnya yang kita tahu si A itu manusia Jahat dan si B itu manusia baik.
Yang menjadi pertanyaan, apakah ada manusia yang masih hidup itu benar-benar murni jahat? Apakah ada manusia yang baik itu benar-benar murni baik? Apa standar yang di gunakan sehingga manusia itu dilabeli benar-benar murni jahat dan benar-benar murni baik?
Padahal bila setiap manusia itu masih hidup, berarti Allah masih memberikan kesempatan kepada kita semua untuk bertaubat. Orang yang keliatannya hari ini terlihat jahat bisa jadi esok bertaubat menyesal atas perbuatannya, dan Allah mencabut nyawanya pada saat bertaubat. Orang yang keliatannya hari ini baik bisa jadi dia masih terhasut dengan sifat merasa paling benar disertai merendahkan orang lain yang dianggap berdosa olehnya, dan Allah mencabut nyawa orang yang dianggap baik tersebut ketika saat sombong dan merendahkan orang lain. Naudzubillah
Ingatlah Sabda Rasulullah bahwa "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya." (HR. Bukhari, no. 6607)"
Ini artinya bisa jadi orang yang kamu anggap jahat hari ini dan kamu merendahkannya tetapi Allah SWT justru memberikan hidayah kepadanya, hingga dia Bertaubat dan meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah. Sedangkan kamu yang menyombongkan kebaikan yang kamu peroleh bisa jadi meninggal pada saat sedang merendahkan orang lain.
"Ah, tuh kan, Allah kan Maha Penerima Taubat, yaudah mumpung masih muda habiskan dulu deh untuk foya-foya, hidup cuman satu kali, nikmatin dong".
Eitssssss jangan berpikiran begini ya. Siapa yang benar-benar bisa menjamin kamu akan hidup panjang dan bertaubat di masa tua mu? Umur seseorang tidak ada yang pernah bisa tahu dan tidak ada satupun orang yang bisa memprediksinya secara akurat tentang kematian. Maka, teruslah berbuat baik karena-Nya. Fokus pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan untuk menjadi lebih baik. Dengan berorientasi untuk-Nya bukan untuk dijadikan ajang pamer yang justru malah akan menyengsarakan mu kepada kemudharatan. Ingat, ubah segala niat, orientasikan untuk akhirat