Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/
Sesat Pikir Berbuka dengan Yang Manis, Kok Masih Diikuti?
Kesalahan dalam pemahaman berbuka dengan yang manis adalah menggeneralisasi bahwa semua yang manis itu aman bagi kesehatan.
Anda juga perlu mengatur ritme asupan air saat berpuasa. Misalnya mencicil meminum 4-5 gelas air dari sejak buka sampai hendak akan tidur. Barulah kemudian mencicil lagi minum 4-5 gelas di saat sebelum sahur hingga waktu imsak tiba. Dengan begitu, kita tidak akan merasa kekurangan cairan yang mengakibatkan kurang fokus dan mudah lelah.
Sangat tidak dianjurkan juga untuk makan secara berlebihan. Apalagi saat berbuka puasa ada kecenderungan apa saja bisa langsung dilahap dan dihabiskan secara bersamaan. Padahal kebiasaan tersebut adalah kebiasaan buruk yang memicu obesitas. Pasalnya Anda juga harus mengatur waktu, jarak antara makan saat berbuka dengan waktu tidur.
Menjaga jarak antara makan malam dengan tidur malam sangat penting untuk mengistirahatkan pencernaan selama tidur malam. Jika jarak terlalu dekat antara berbuka dengan waktu tidur, justru yang ada pencernaan akan dipaksa bekerja keras disaat tubuh sedang istirahat. Efeknya tidak baik bagi kesehatan dan akan memicu berbagai timbulnya penyakit.
Jadi, sesat pikir tentang berbukalah dengan yang manis tidak mengacu pada semua makanan yang manis. Puasa justru bermanfaat bagi kesehatan. Tapi, jika kebiasaannya tidak diubah, manfaat puasa tidak akan dirasakan dengan baik oleh tubuh. Wallahu'alam.
Sumber Alodokter, Hellosehat, Tirto.