Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/
Begini Caranya Supaya Hidangan Berbuka Tidak Jadi Makanan Sisa
Ngomongin soal makanan sisa, asumsi saya sih jumlah makanan sisa pada bulan Ramadan setidaknya ada kenaikan dibandingkan dengan bulan lain pada umumnya. Mengapa? Karena kita cenderung ingin makan apa yang tidak bisa dimakan pada siang hari karena sedang berpuasa.
Nah, keinginan itulah yang pada akhirnya berakibat menjadi makanan sisa. Karena setiap orang pasti punya batas untuk menghabiskan makanannya masing-masing. Apalagi jika semuanya hendak di santap dalam satu waktu, yaitu saat berbuka puasa.
Walhasil bisa saja makanan sisa tersebut terhimpun dan menambah jumlah makanan yang terbuang di dunia ini. Menurut laporan Tirto, ada sekitar 1,3 miliar ton makanan sisa yang terbuang setiap tahunnya. Sayang ya, bisa jadi kita semua ikut berkontribusi di dalamnya.
Ajaran Rasul tentang makan
Sebenarnya ajaran Rasulullah SAW dalam adab makan cukup jelas. Rasulullah SAW mengajarkan untuk berhenti sebelum kenyang. Maksudnya bukan hanya untuk menakar makanan yang diambil melainkan juga agar tidak berujung pada kebiasaan berlebihan. Selain itu juga demi kesehatan agar memberikan udara dan ruang di dalam perut.
Rasulullah SAW juga mengajarkan etika kepada makanan. Jika tidak dimakan, jangan disentuh apalagi diambil dan diletakkan di dalam piring. Betapa luhurnya akhlak Rasul hingga kepada makanan pun harus ada etika dan tata kramanya. Rasul mengajarkan agar tidak boleh menghina atau menghardik makanan di depan makananya itu sendiri. Jika tidak suka ya lewatkan begitu saja tanpa harus berkomentar macam-macam.
Mengajarkan sejak dini agar tidak membuang makanan
Dari ajaran itulah, biasanya saya mengajarkan anak-anak untuk mengambil sendiri makanannya. Karena berdasarkan pengalaman jika kedua anak saya yang berumur 4 dan 9 tahun diambilkan makanannya oleh ibunya kadang-kadang suka tidak dihabiskan, alasannya karena sudah kenyang.
Nah, untuk menghindari hal tersebut berulang, akhirnya saya coba agar anak-anak mengambil makanannya sendiri, menakar porsi yang sesuai dengan perutnya masing-masing. Apalagi dalam kondisi sekarang yang dilanda dengan musibah pandemi di saat bulan Ramadan. Hidangan berbuka jangan sampai berujung di tempat sampah begitu saja.
Alhamdulillah, dengan cara tersebut akhirnya setiap makanan yang diambil selalu dihabiskan. Persoalan anak itu suka atau tidak memang balik lagi ke selera masing-masing. Jika dihidangkan lauk favoritnya, tak jarang anak-anak pun pasti nambah.