Leba-Run, Tradisi Lari di Hari Lebaran
Tips dari saya, jika ingin mencoba lari Leba-Run, maka mulai secara perlahan. Dan lakukan dengan gembira (happy). Tidak perlu lari jauh. Tidak perlu lari cepat. Cukup alokasikan waktu 30 menit saja (minimal yah). Bila tidak mampu berlari karena masih terasa berat dan eungap (sesak di dada), coba saja berjalan kaki dulu.
Jika Anda malas lari sendiri, bisa mengajak saudara dan teman. Percayalah, ada teman lari itu menyenangkan. Anda bisa bercakap dan bercanda. Jangan turuti jejak saya si pelari penyendiri.
Saya kalau lari sendiri seringkali ditemani dengan musik. Playlist musik dengan lagu yang sudah dipilih akan menjadi teman yang menyenangkan saat berlari.
Sesaat sebelum mulai lari, jangan lupa melakukan peregangan dulu. Selama sebulan saat berpuasa, bagi orang-orang yang tidak berolahraga, biasanya anggota badannya banyak yang kaku.
Peregangan wajib dilakukan sebelum lari agar oto-otot di badan kaki menjadi lebih lentur dan aliran darah semakin lancar serta denyut jantung kita sudah mulai dipanaaskan. Peregangan ini tujuan utamanya agar tidak terhindar dari cedera.
Demikianlah, tips-tips praktis untuk melakukan lari Leba-Run setelah sebulan berpuasa. Kegiatan lari Leba-Run ini harus dibiasakan menjadi kegiatan positif tahunan yang menyenangkan.
Jadi, tubuh jangan terus-terusan dijejali asupan sajian makanan Lebaran. Organ-organ pencernaan tubuh kita pasti kaget. Oleh karena itu, mending badan ini pelan-pelan mulai digerakkan.
Semoga seusai satu bulan berpuasa di Bulan Ramadhan dan di hari Lebaran bulan Syawal ini, kita semua tetap sehat, bugar dan bahagia.
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025