Mengingat Lucunya Keseruan Masa Kecil Saat Ramadan
Beda dahulu, beda sekarang. Mungkin itu yang menjadi tema utama kali ini, di bulan Ramadan yang penuh rahmat dan berkah ini, selain menjalankan ibadah sebagai satu rangkaian dalam menjalankan puasa Ramadan. Ada yang menarik, yaitu dengan aktivitas anak-anak saat di bulan Ramadan, tentunya kalau berbicara tentang nostalgia, tentu Anda akan tertawa mengingat lucunya keseruan masa kecil saat Ramadan yang sangat berbeda jauh dengan aktivitas anak-anak jaman sekarang.
Banyak sekali hal menarik, hal lucu, hal yang mungkin kalau dibicarakan akan membuat malu kita sendiri, mengingat hal konyol yang pernah kita buat saat masih kecil. Dan itu semua sangat menyenangkan bila diingat. Dahulu sebelum adanya gadget, semua dilakukan bersama teman-teman, entah mengisi kekosongan waktu saat libur Ramadan, atau pun saat harus masuk sekolah karena aktivitas Pondok Ramadan.
Tentunya berbicara nostalgia, banyak sekali aktivitas yang dilakukan untuk mengisi waktu saat Ramadan sebagai anak-anak. Mengingat momen tersebut menjadi satu dengan momen manis bersama Almarhum Ayah Ibu yang selalu membersamai kami, bahkan jeweran karena kenakalan kami tentu sangat membekas sampai saat ini yang membuat hal tersebut menjadi memori manis yang selalu dikenang.
Ada banyak sekali keseruan aktivitas dan momen saat masa kecil dulu, antara lain:
1. Menunggu takjil gratis di masjid.
Ini nih yang paling ditunggu anak-anak saat itu, bahkan banyak yang rela menunggu di masjid setelah mengaji ba'da Ashar. Tentu saja yang membuat anak-anak kecil tertarik saat itu adalah kurma yang enak ditambah gorengan yang saat itu masih terasa mewah untuk kami anak-anak kecil yang hidup di kampung.
Rasa manis kurma, ditambah nikmatnya kue sederhana cukup membuat kami betah untuk selalu di masjid. Bahkan para orang tua sampai menjemput anak-anak ke masjid untuk segera berbuka di rumah.
2. Membuat meriam bambu.
Ini nih yang paling seru untuk anak-anak kecil di era tahun 80 sampai 90-an, yaitu membuat meriam atau mercon bambu, yang lebih dikenal dengan "Meriam bumbung". Maka kami segera berangkat ke kebun mencari bambu yang sudah tua, saat itu masih sangat banyak bambu di kebun, bambu kemudian dipotong, dan dilubangi pada bagian -nya atau pada bagian ujung pangkal sebagai bagian untuk mengisi karbit.