dafit
dafit Freelancer

Hutan, gunung, sawah, lautan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Dari Tradisi Hingga ke Teknologi: Evolusi Komunikasi di Bulan Suci

4 April 2024   11:12 Diperbarui: 4 April 2024   11:13 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari Tradisi Hingga ke Teknologi: Evolusi Komunikasi di Bulan Suci
pixabay

Bulan Ramadan, dengan tradisi dan nilai-nilai yang kaya, telah melalui perubahan besar dalam hal bagaimana kita berkomunikasi. Dari tatap muka hingga aplikasi, inilah bagaimana modernisasi mempengaruhi praktik komunikasi kita.Tradisi berubah, namun esensi Ramadan tetap sama. Di zaman dahulu, pertemuan tatap muka di masjid atau rumah sahabat merupakan cara utama untuk menyampaikan pesan, berbagi cerita, dan memperdalam ikatan sosial. Namun, dengan kemajuan teknologi, kita kini memiliki lebih banyak cara untuk berkomunikasi.

Aplikasi pesan instan memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman di seluruh dunia secara instan. Grup WhatsApp bukan hanya tempat untuk berkoordinasi untuk Bukber, tetapi juga platform untuk berbagi doa, ayat Al-Qur'an, dan inspirasi Ramadan lainnya.

Selain itu, media sosial memainkan peran besar dalam memperluas jangkauan komunikasi Ramadan kita. Melalui platform seperti Instagram dan Twitter, kita dapat berbagi momen berkah Ramadan dengan lebih banyak orang, menginspirasi dan memberikan semangat kepada mereka yang mungkin berada jauh dari kita secara fisik.

Namun, perlu diingat bahwa modernisasi komunikasi juga membawa tantangan baru. Misalnya, kita mungkin menjadi lebih tergantung pada teknologi, mengurangi interaksi tatap muka yang penting untuk memperdalam hubungan sosial. Selain itu, kita juga perlu waspada terhadap penyalahgunaan teknologi, seperti konten yang tidak pantas atau berita palsu yang dapat merusak atmosfer Ramadan yang damai.

Dalam menghadapi modernisasi komunikasi di bulan Ramadan, penting untuk menjaga keseimbangan antara tradisi dan teknologi. Mari kita memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memperkaya pengalaman Ramadan kita, tetapi juga tidak lupa untuk tetap menghargai nilai-nilai tradisional komunikasi yang telah memberi warna dan kehangatan pada bulan suci ini selama berabad-abad.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun