RAMADAN

Kini, Aku Benar-benar Sendiri

23 Mei 2018   15:01 Diperbarui: 23 Mei 2018   15:05 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kini, Aku Benar-benar Sendiri
theodysseyonline.com

Kunikmati kenyamanan ini beberapa saat. Tak ada hingar bingar suara  apapun. Pintu kamar terbuka. Beberapa orang memindahkanku dengan sangat hati-hati. Oh... rupanya mereka sudah merasa jengkel membangunkanku. Mereka mau mengguyurku dengan air. Hai.. norak banget mereka seluruh tubuhku diguyur. Bagaimana kalau aku masuk angin coba! Aku berteriak menghentikannya, namun mereka tak sedikitpun menghiraukan teriakanku. Oh, rupanya mereka mengerjaiku. Aku kembali diam. Aku nurut saja saat aku diberikan baju baru berwarna putih. Bak Pangeran yang mau pergi ke pesta aku didandani , diberi minyak wangi. Bahkan mereka tetap menjagaku .Beberapa orang mengerjakan shalat di dekatku.

Aku tercengang melihat semua kerabat berkumpul. Mereka tak satupun berani menyapaku. Mungkin mereka takut kalau aku memarahinya. Tampak wajah mereka tegang, ada yang berbisik-bisik  tak berani berbicara keras. Suasana tampak hening. Aku perhatikan semua yang hadir. Hem.. ada istriku, mertua, saudara-saudaraku berkumpul semua.Setelah beberapa saat ada seseorang yang memberi komando yang ternyata Pak Modin. Semua yang hadir berdiri mengelilingiku. Pak Modin berceramah mengungkapkan biografiku dan perjalanan hidupku. Aku sangat senang mereka sangat baik padaku, bahkan saat ditanyakan apakah aku orang baik atau tidak, serentak masyarakat menjawab.

" Baik!"

Saat Pak Modin menanyakan apakah hadirin mau memaafkan kesalahanku, mereka serempak menjawab ,

" Kami siap memaafkan."

" Apabila Pak Jarwo mempunyai hutang , maka disarankan menghubungi keluarganya. Akan diselesaikan."

" Sudah saya ikhlaskan Pak!"Terdengar Pak Agus menjawab memecah kesunyian.

Aku tersenyum. Hem ..hutangku terbanyak kepada Pak Agus. Alhamdulillah sudah diiklaskan. Semoga yang lain juga demikian.

Belum habis rasa penasaranku tiba-tiba  rombongan bergerak. Aku diantar rame-rame oleh semua orang yang hadir. Mau diajak ke mana aku? Oh mungkin mereka akan mengarakku keliling kampung seperti anak yang dikhitan. Hehe..aku merasa geli. Aku ditandu bagai raja. Semua orang mengiringiku. Tiba-tiba kami sampai di suatu tempat. Aku diturunkan perlahan. Ditidurkan kembali dengan hati-hati. Dan.. tiba-tiba pintu ditutup dan suasana menjadi gelap. Aku ditinggalkan sendiri.

" Haiii... kembali! Kenapa aku kalian tinggal di sini?"

Tak seorangpun yang peduli. Suara langkah mereka makin menjauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun