RAMADAN

Berkah Ramadhan Sepuluh Hari Pertama

26 Mei 2018   18:25 Diperbarui: 26 Mei 2018   18:35 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Bukannya tidak ridha Mbak, tapi Mama justru kasihan. Kamu belum waktunya mencari uang, Mama nggak sampai hati melihatmu dipandang sebelah mata oleh gurumu atau pun teman-temanmu."

" Mama selalu mengajariku untuk tidak malu bekerja apapun asal halal. Mengenai pandangan orang, aku tak pernah ambil pusing asal apa yang aku lakukan tidak bertentangan dengan norma agama dan norma masyarakat. Justru ini tantangan Ma, aku ingin merasakan betapa tidak nyamannya ketika seseorang memberikan ekspresi dan tanggapan tak enak kepada kita. 

Aku bisa merasakan, betapa sedihnya dagangan yang sudah murah masih ditawar-tawar dan dihina. Padahal bila di Maal berapa pun harganya, pasti dibeli. Ini merupakan lahan latihanku untuk lebih tegar. Bagiku yang terpenting adalah penilaian Allah ."

Sejak saat itu Mama tak pernah menegurmu lagi. Meski naluri seorang ibu tetaplah tak tega melihatnya. "Andai aku berkecukupan tentu anak-anakku tak perlu menjalani kehidupan seperti ini", sering pikiran itu menghinggapiku. 

Saat aku menjadi melankolis seperti ini, aku segera istighfar. Aku tak mau kufur nikmat. Bukankah memiliki anak yang tangguh dan peduli ini merupakan sebuah nikmat yang melebihi limpahan harta? Inilah harta yang sangat berharga, yakni anak-anak yang sholih dan sholihah, mengerti dan berbakti pada orang tua.

Masih ingatkah kau saat lulus SMA? Kau sempat menyampaikan untuk mencari kerja. Namun aku ingin kau menuntut ilmu dulu, belum waktunya kau terjun di dunia kerja. Saat kau mau berangkat ke Jogja, kau minta doa semoga menemukan sahabat yang baik, yang bisa diajak hidup bersama. 

Alhamdulillah, kau temukan saudara yang melebihi saudara kandung sejak semester 1 sampai lulus. Begitu banyak suka duka kalian jalani. Allah benar-benar memberkahi persahabatan kalian. Banyak cerita di antara kalian dari tidak bisa makan sampai bisa makan, semuanya kalian hadapi dengan tegar dan sabar.

Anakku, biarlah air mata ini mengalir. Rasa syukurku tak terhingga kau mampu menjawab cibiran orang-orang disekitar kita. Yang meragukan atas kemampuanmu dalam berjuang. Semakin banyak ejekan, makin menguatkan tekadmu. Kali ini tlah kau buktikan, kau tak seperti yang mereka kira.

Doa Mama tetap mengalir, semoga ilmu yang kau dapatkan berkah dunia-akherat. Semoga Allah bukakan jalan seluas-luasnya untuk masa depanmu. Baik karier maupun jodohmu. Sebagaimana cita-citamu, kau tidak akan mencari kerja namun kau akan menciptakan lapangan kerja. 

Semoga Allah meridhoi langkahmu ke depan . Seperti keyakinan yang selama ini kau pegang, Ridha Allah bergantung kepada ridha kedua orang tua. Aamiin YRA.

Teruntuk anak-anak Mama yang lain, kalian juga hebat.

Mohon maaf ini edisi khusus. Sayang Selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun