Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Guru

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Eco Ramadan, Menuju Ramadan yang Rahmatan Lil'alamin

10 Mei 2019   08:33 Diperbarui: 10 Mei 2019   09:00 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eco Ramadan, Menuju Ramadan yang Rahmatan Lil'alamin
Eco Ramadhan, kurangi plastik (dokpri)

eco iftar (Dok : Pikiran Rakyat)
eco iftar (Dok : Pikiran Rakyat)
Upaya pertama yang harus dilakukan adalah TIDAK MENCIPTAKAN SAMPAH. Budaya hidup saat ini biasanya adalah budaya yang menghasilkan sampah. Coba cek saja, mulai dari makan, minum, mandi hingga pekerjaan di kantor adalah aktivitas yang menimbulkan sampah. Jika kita menggunakan pasta gigi, pasti tubenya akan jadi sampah. Saat kita membeli deterjen untuk mencuci, pasti ada sampahnya.

Gaya hidup sekali pakai juga menyumbang sampah yang cukup besar. Contoh kecil saja, jika kita membeli air minum kemasan, maka sudah pasti ada sampah yang tercipta.

Pola pikir seperti ini juga meniscayakan beberapa konsekwensi. Kita hanya membeli yang dibutuhkan bukan yang diinginkan.  

sampah plastik dibuat ecobrick (dokpri)
sampah plastik dibuat ecobrick (dokpri)
Upaya kedua tentu adalah MENGURANGI SAMPAH seminimal mungkin. Hal ini juga bisa berpijak pada sikap pertama. Sikap tidak mencipta sampah akan ikut juga mengurangi sampah. 

Memang kita akui bahwa sekarang ini hidup tak bernsentuhan dengan plastik adalah hal yang hampil mustahil. Semua hal yang kita sentuh dan pakai dapat dipastikan ada yang berbahan plastik. Namun bukan hal mustahil untuk mengurangi penggunaannya. Misalnya saja saat belanja membawa tas sendiri sendiri. Atau saat membeli makanan kita membawa wadah sendiri. Atau saat membeli sabun, pasta gigi dan lainnya, hanya membeli yang isi ulang.

Saat berbuka juga bisa digalakan seperti ini. Hindari penggunaan bahan-bahan yang sekali pakai terus dibuang. Jangan segan dan malu untuk membawa wadah sendiri saat jajan untuk berbuka. Menjaga bumi itu lebih keren daripada merusaknya.

Pernah saya lihat di satu sekolah dasar, anak-anak yang jajan membawa wadah mereka sendiri. Dan itu sangat keren lho. Sampah berkurang tanpa mengurangi nikmatnya jajan, dan juga tentu lebih sehat. Saat itu, saya teringat sabda Imam Ja'far Shadiq as:

"Kehidupan tak akan indah kecuali dengan tiga hal : Udara yang bersih, air segar yang melimpah dan tanha lembut yang siap ditanami"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun