Galih Nugroho
Galih Nugroho Mahasiswa

Berhobi gamers dan Jogging untuk mencari pemasukan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Keistimewaan Puasa dalam Bulan Suci Ramadhan

17 Maret 2024   14:21 Diperbarui: 17 Maret 2024   14:24 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keistimewaan Puasa dalam Bulan Suci Ramadhan
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Secara bahasa, puasa berarti "menahan diri". Menurut syara' artinya menahan diri dari perbuatan merusak dari fajar hingga senja hanya atas perintah Allah dan dengan niat dan syarat tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan puasa menurut istilah syariat adalah menahan diri dari berbuka pada siang hari sejak terbit matahari hingga terbenamnya matahari karena niat pelakunya. Dengan kata lain, puasa adalah pengendalian diri, dalam jangka waktu tertentu, terhadap hawa nafsu lambung, hawa nafsu alat reproduksi, serta segala benda berwujud (misalnya obat-obatan) yang masuk ke dalam lumen tubuh. Artinya, sejak fajar kedua tahun (yakni fajar Sadiq) hingga terbenamnya matahari. Sun dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memenuhi syarat menjadi muslim, berakal, tidak haid dan nifas, dengan niat, kehendak hati, pasti dan, Sebagaimana ibadah berbeda dengan kebiasaan, maka lakukanlah perbuatan tanpa ragu. Adapun hikmah dalam melakukan puasa yaitu sebagai berikut.

Pertama, puasa merupakan sarana mencapai ketakwaan terhadap Allah SWT. Hikmah Puasa untuk Mencapai Ketakwaan kepada Allah SWT disebutkan dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah Bab 2 Ayat 183 yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, hal itu adalah suatu kewajiban. Merupakan kewajiban bagi orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. Oleh karena itu, hendaklah orang yang berpuasa selalu menjauhi apa yang dilarang Allah. dengan tujuan untuk mendidik setiap individu sebagai hamba Allah dilarang mengkonsumsi segala sesuatu yang dibolehkan Allah SWT dan Halal, seperti makanan, minuman, dan hubungan intim di siang hari.

Kedua, puasa dapat mengingatkan kita akan keridhaan Allah SWT. Hamba Allah dilarang makan, minum, memakai jimat, atau melakukan sesuatu yang dapat membatalkan puasa, padahal pada saat itu  ia akan bergembira atas keridhaan Allah dengan berbagai cara: berbuka; Ia selalu mensyukuri nikmat Tuhan yang tak terhitung jumlahnya. Artinya, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an, Surat Ibrahim, ayat 14: 34: ``Dan nikmat Allah  tidak dapat dihitung; pada kenyataannya, orang-orang itu sangat tidak adil dan benar-benar mengingkari (nikmat Allah). Puasa Ketiga Anda dapat mengingatkan orang miskin dan yang membutuhkan. Jika orang yang berpuasa merasa lapar dan haus, hendaknya ia mengingat saudara-saudaranya yang miskin dan membutuhkan, dan memberikan kepada mereka sebagian dari hartanya, niscaya kalian akan mencintai mereka karenanya. Puasa artinya melatih hamba Allah untuk berbagi dengan orang lain yang lapar dan haus, tidak hanya di bulan Ramadhan, tapi juga di bulan non Ramadhan. Meski Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya, juga memerintahkan hamba-Nya untuk beribadah kepada sesama, sebagaimana tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Nisa, pasal 4 ayat 36. Dia memerintahkan kita untuk berbuat baik. Syarat wajib berpuasa adalah :

1. Islam. Orang kafir atau non muslim tidak wajib ber[1]puasa. Kalaupun mereka melakukannya, tetap saja mereka tidak berpahala.

2. Baligh (sampai umur) yang ditandai dengan mimpi ke[1]dewasaan atau keluar mani bagi laki-laki dan berhaid bagi wanita.

3. Berakal, tidak gila atau tidak mabuk

4. Suci dari haid dan nifas. Ini khusus bagi perempuan, sebab laki-laki tak mengalaminya.

5. Muqim yakni berada di kampung tempat tinggal dan tidak musafir alias tidak sedang berpergian ke tempat jauh.

6. Sanggup berpuasa, tidak lemah dan sakit. Syarat ini mutlak diperlukan, mengingat puasa termasuk ibadah berat bagi mereka yang kurang sehat.

Rukun puasa ada dua yaitu:

1. Niat berpuasa. Rasulullah seperti dalam riwayat Tir midzi menjelaskan: "Barangsiapa malamnya belum berniat puasa, maka tidak ada puasa baginya". Jadi, sangat diutamakan memperbaharui niat puasa setiap malam. Atau paling telat menjelang subuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun