Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Cinta Segitiga antara Buka Puasa, Gorengan, dan Sampah Plastik

10 Mei 2019   13:39 Diperbarui: 10 Mei 2019   18:16 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Segitiga antara Buka Puasa, Gorengan, dan Sampah Plastik
Ilustrasi Gorengan | Sumber bnetlens.com.ng

Tahukah, bahwa gorengan yang dibungkus dengan kantong plastik, biasanya plastiknya akan langsung dibuang. Hal ini karena plastik yang terkena minyak akan susah untuk dipakai lagi, beda dengan plastik yang menjadi kantong ketika membeli pakaian atau barang-barang yang tidak berminyak. Biasanya masih bisa disimpan dan digunakan kembali.

Bisa dibayangkan plastik yang digunakan untuk membungkus gorengan hanya terpakai beberapa menit dan kemudian menjadi sampah yang menumpuk di bumi dan butuh waktu yang sangat lama untuk bisa terurai.

Selain itu, gorengan yang masih panas memang rasanya lebih nikmat untuk disantap.

Namun bila gorengan yang masih panas ini terkena plastik, maka plastik tersebut akan melepaskan zat-zata kimiawi yang berbahaya untuk kesehatan, terlebih ada zat karsinogenik yang dilepaskan di plastik yang panas yang bisa memicu penyakit kanker.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penggunaan kantong plastik di Indonesia sekitar 1 juta per menit.

Jika satu orang saja membeli gorengan dalam kantong plastik, ia sudah berkontribusi pada 30 kantong plastik yang pastinya akan mencemari lingkungan.

Indonesia sendiri adalah jumlah penduduk Islam terbesar di dunia, sekitar 87 persen atau 222 juta penduduk Indonesia beragama Muslim dan tentunya sebagian besar akan menjalankan ibadah puasa.

Bila diambil 1 dari 10 orang membeli gorengan dalam kantong plastik, dalam satu harinya ada sekitar 22 juta kantong plastik karena gorengan yang menjadi sampah dibumi.

Bila dikalikan dengan 30 hari waktu berpuasa, ada sekitar 660 juta sampah plastik yang mencemari lingkungan dan bumi dimana kita hidup. Tentu saja itu adalah akumulasi jumlah yang cukup mengerikan dimana kita terus memproduksi sampah plastik yang sukar untuk diurai.

Sedangkan menurut Kompas, berdasarkan data yang diperolah dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mempunyai jumlah sampah plastik yang mengerikan. Yakni 64 juta ton per tahunnya sampah plastik terkumpul di Indonesia dan sekitar 85 ribu ton sampah plastik tersebut terbuang ke laut yang secara otomatis kehidupan laut pun semakin terancam.

Sudah saatnya kita mengurangi konsumsi plastik yang menjadi sampah terbesar di bumi ini. Momentum Ramadan ini bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk mulai bijak dengan concern terhadap masalah plastik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun