M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Penulis

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menuangkan Inspirasi Cerita Fiksi Sehabis Sahur

13 Maret 2024   22:03 Diperbarui: 13 Maret 2024   22:07 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menuangkan Inspirasi Cerita Fiksi Sehabis Sahur
Ilustrasi by pxfuel

Meski bulan puasa ini kita dituntut untuk menahan lapar dan haus, bukan berarti kita tidak bisa produktif bukan? Tentunya kita harus bisa menjalani aktivitas seperti biasanya dan jangan sampai bermalas-malasan.

Produktivitas diterapkan dimulai sehabis sahur hingga menjelang buka puasa. Masing-masing orang pasti memiliki caranya tersendiri dalam menjaga prouktivitas ini, terutama yang memiliki pekerjaan utama. Banyak dari pembaca akan menghabiskan waktu kurang lebih 8 jam untuk bekerja, dan sisa waktunya harus bisa dimanfatkan sebaik mungkin.

Waktu sehabis sahur misalnya menjadi golden time bagi saya untuk memulai hari. Sambil menunggu waktu Subuh, biasanya saya mulai membuka laptop untuk melanjutkan proyek menulis saya, lebih tepatnya cerita fiksi berupa novel. Memang beberapa waktu ke belakang ini saya sedang mencoba menulis novel yang akan jadi novel ke-3 saya.

Sebagai informasi, novel pertama saya berjudul The Imperfect Red Strings telah duluan terbit di tahun 2019 secara cetak melalui self publishing. Kemudian di awal tahun 2022 saya menyelesaikan novel berjudul Karle Minerva yang rilis secara online di platform Kwikku (baca di sini).

Di tahun 2024 ini saya memang memiliki satu target untuk menyelesaikan novel ke-3 yang sudah saya buat kerangkanya di akhir tahun lalu. Terlepas di mana saya akan menerbitkannya (cetak atau online), saya punya tujuan paling tidak cerita ini harus segera diselesaikan dari bab awal sampai akhir.

Dibutuhkan waktu khusus untuk bisa berkonsentrasi menuangkan ide cerita menjadi sebuah tulisan. Maka dari itu saya memilih waktu setelah sahur untuk melanjutkan proyek ini meski masih dengan progres yang perlahan.

Salah satu alasan mengambil waktu sehabis sahur ialah karena pikiran masih segar dan belum "terkontaminasi" beban kerja. Jika sudah masuk ke dunia kerja pastilah hal seperti ini sangat sulit dilakukan. Lalu ketika pulang ke rumah misalnya, tentu akan fokus menghabiskan waktu bersama keluarga, salah satunya menyiapkan menu berbuka.

Begitu masuk waktu malam pasti sudah bermalas-malasan bersiap untuk istirahat sambil rebahan dan bermain ponsel. Jika tak memanfaatkan waktu sebaik mungkin, pastilah saya akan kesulitan melanjutkan menulis cerita fiksi ini.

Rutinitas yang sedang saya terapkan agar bisa konsisten adalah bangun di jam 03:30 pagi, lalu melanjutkan sahur sampai di jam 04:00. Waktu Subuh sekitar jam 04:30, itu artinya saya masih punya waktu sekitar setengah jam untuk menuangkan kerangka yang saya buat menjadi tulisan.

Sehabis sholat Subuh, saya kembali melanjutkan aktivitas menulis ini sekitar setengah jam sampai satu jam lamanya. Biasanya paling tidak saya bisa mendapatkan satu sampai dua halaman. Ya lumayan lah ya daripada tidak ada progres sama sekali hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun