M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Penulis

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Di Balik Meledaknya Promo Ramadan, Terdapat Karyawan yang Bekerja Lebih Keras

21 Maret 2024   23:07 Diperbarui: 21 Maret 2024   23:09 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Balik Meledaknya Promo Ramadan, Terdapat Karyawan yang Bekerja Lebih Keras
Ilustrasi by Solotrust

Ayo, siapa di sini yang sudah mulai berburu promo Ramadan? Banyak sekali memang promo yang bisa kita dapatkan. Mulai dari bidang F&B untuk berbuka, fashion untuk baju lebaran nanti, sepatu, dan masih banyak lagi.

Promo seperti ini sangat sayang dilewatkan karena biasanya hanya terjadi di bulan-bulan tertentu, terutama di bulan puasa di mana kebutuhan masyarakat naik berkali-kali lipat. Maka tak heran kita akan menemukan mal-mal dan perusahaan retail lainnya mulai dipadati oleh pengunjung. Hal ini diperkuat lagi dengan brand-brand tertentu yang memberikan promo menarik dan tak ingin kalah dengan kompetitor.

Setiap ada promo atau keramaian seperti ini ada risiko yang mau tak mau kita terima, salah satunya adalah bahwa kita tak bisa sepenuhnya mendapatkan pelayanan yang sempurna. Hal ini disebabkan dengan SDM yang ada dalam sebuah perusahaan retail (apapun itu) harus bisa melayani konsumen yang jumlahnya bertambah berkali-kali lipat.

Sebagai orang yang telah bekerja di bidang fashion retail selama lebih dari 4tahun, hal seperti ini menjadi sesuatu yang lumrah terjadi di momen-momen tertentu seperti ramadan menjelang Ramadan. Di tulisan inilah saya mencoba berbagi pengalaman saya kepada Kompasianer sekalian untuk melihat sisi lain dari ramainya promo Ramadan, lebih tepatnya dari sisi kami sebagai pekerja yang setidaknya mengeluarkan tenaga ekstra untuk melayani konsumen.

Yuk, simak ulasannya di sini!

JUMLAH SDM DAN KONSUMEN YANG TAK SEIMBANG

Puncak promo Ramadan akan semakin terasa di 2 minggu pertama Ramadan hingga H-1 menjelang Idul Fitri. Sebagai pekerja retail momen seperti ini memanglah kesempatan emas untuk bisa mendongkrak omzet, tapi ada hal juga yang harus dipertaruhkan, yaitu tenaga.

Menjadi garda terdepan terhadap kebutuhan konsumen memang menjadi tugas kami memberikan pelayanan terbaik. Tentu pihak perusahaan telah memberikan materi dan traning khusus untuk bisa menghadapi situasi seperti ini. Sayangnya, kenyataan di lapangan ternyata tak semudah itu.

Image by Detik Finance
Image by Detik Finance

Jika sedang berada di puncak keramaian karena promo sedang gencar-gencarnya dan idul fitri semakin dekat, konsumen akan semakin meledak yang terkadang tak bisa terkontrol langsung oleh karyawan. Beberapa kali saya menemukan bagaimana konsumen kesulitan karena tak dilayani hingga menimbulkan komplain.

Hal ini disebabkan dengan jumlah karyawan di toko dengan konsumen yang datang tak sesuai. Memang ada tambahan freelance khusus Ramadan, tapi tetap saja keinginan konsumen masih belum bisa diberikan dengan baik. Kasir pun meski sudah ditambah tetap saja mengular untuk antri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun