Gizi Holistik
Gizi Holistik Mahasiswa

Kumpulan Tulisan Mahasiswa Program Studi Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Pengalaman Saat Belajar Puasa

15 April 2022   14:01 Diperbarui: 15 April 2022   14:04 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengalaman Saat Belajar Puasa
ilustrasi | telisik.id

Puasa ramadhan memang diwajibkan bagi seluruh umat muslim di dunia, salah satunya dengan melatih berpuasa dari sejak dini. Saya berpuasa dari usia 5 tahun, tetapi hanya sampai ba'da dzuhur saja. Karena masih dalam tahap belajar menahan haus dan lapar juga menahan amarah. Karena melatih anak usia 5 tahun tidak mudah, butuh kesabaran yang lebih banyak untuk mengajari anak yang sedang berpuasa, tetapi disaat adzan maghrib berkumandang saya tetap berbuka puasa dengan orang tua saya. Menu buka puasanya pun sederhana hanya ada takjil seperti : kurma, kolak pisang, bubur sumsum, dan masakan yang ibu saya buatkan seperti, ayam bumbu kecap, sayur sop, dan kentang goreng. Dan pada saat pulang tarawih pun saya hanya makan cemilan saja seperti, pisang goreng yang sudah dibuatkan oleh ibu saya. 

Walaupun berpuasa tetapi harus tetap menjaga pola makanan dan gizi yang seimbang untuk anak itu sangat diperlukan supaya si anak pun kuat menjalankan puasanya. Diwaktu sahur, ibu saya membuatkan menu sahur untuk saya, ketika saya bangun di meja makan sudah ada nasi, telur dadar, pepes ikan dan tumis kangkung, selang 15 menit sebelum imsak saya selalu minum susu yang sudah dibuatkan oleh ibu saya. Setelah minum susu saya diajarkan untuk menggosok gigi setelah makan, karena dikhawatirkan ada makanan yang masih menempel di gigi, yang jika tertelan akan membatalkan puasa. Dan setelah imsak saya diajarkan untuk shalat subuh terlebih dahulu sebelum kembali tidur.

Pukul 09.00 saya bangun, mandi dan bermain seperti anak kecil seusianya. Tetapi ketika berpuasa saya tidak terlalu dibebaskan bermain karena dikhawatirkan kecapean dan akhirnya membatalkan puasa. Karena Saya hanya diperbolehkan main dirumah saja bersama teman-teman yang lain, seperti biasa ketika sudah masuk waktu Dzuhur saya berbuka puasa lebih dulu dari pada yang lain, saya hanya berbuka dengan seteguk air putih. 

Ketika pukul 16.00 saya lihat ibu sedang memasak untuk berbuka puasa nanti, menu hari kedua itu ibu memasak sayur toge dan perkedel jagung, hanya dua menu masakan saja yang ibu buat hari itu. Saat memasak pun saya mencicipi dan rasanya sangat enak apalagi jika ditambah dengan nasi pasti lebih nikmat.  Dan menu takjil yang ibu buat hari itu hanya kolak pisang dan es buah saja. Tapi ketika berbuka kami sangat menikmati hidangan itu rasanya pun tidak begitu manis, karena ibu melarang ku untuk memakan makanan yang terlalu banyak mengandung gula, karena kelebihan gula dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus. 

Tidak sampai disitu, seperti biasa setelah pulang terawih ibu membuatkan cemilan untuk saya, cemilan yang ibu buat malam itu adalah puding strawberry rasanya enak dan tidak terlalu manis, rasa asam dari buah strawberry nya pun sangat segar. Ibu selalu memperhatikanapa yang aku makan, gizi seimbang itu yang selalu ibu terapkan setiap kali ibu memasak menu makanan. Ketika sahur ibu memasak menu makanan sayur bayam dan lele goreng, menu nya tidak sebanyal ketika berbuka puasa karena waktu sahur sangat singkat sekali menuju ke imsak. Setelah imsak aku tidak boleh memakan atau meminum apapun lagi.

Pagi harinya, matahari bersinar terik sekali. Aku dan teman -- teman bermain bersama lagi, sinar matahari yang terik dan cerah sekali hari ini membuat aku dan teman -- temanku kehausan dan kepanasan. Akhirnya, ketika di rumah aku membuka kulkas secara diam -- diam, lalu aku melihat ada minuman buah apel yang masih utuh dan kelihatan nya masih segar sekali, tanpa berfikir panjang aku mengambil dan meminum minuman buah apel itu tanpa sepengetahuan ibuku. 

Padahal waktu ku untuk berbuka puasa hanya tinggal 3 jam lagi karena aku hanya berpuasa sampai waktu dzuhur.  Akhirnya setelah meminum minuman buah apel tersebut aku kembali bermain lagi bersama teman -- temanku. Memasuki waktu dzuhur ibuku menyuruh ku untuk berbuka puasa dan mendirikan shalat dzuhur aku pun mengikuti perintah ibuku. Setelah berbuka puasa dan mendirikan shalat, ibuku menyuruhku untuk tidur siang sebentar, dan pada pukul 15.00 aku bangun dari tidur siangku lalu aku mengambil handuk dan mandi  karena sebentar lagi aku akan mengaji di rumah pak ustad dekat rumahku. 

Setelah pulang mengaji aku ikut untuk membeli makanan berbuka puasa nanti bersama ibu dan ayahku. Di perjalanan aku melihat banyak sekali orang -- orang yang berjualan di pinggir jalan yang akhirnya mengakibatkan jalanan itu macet. Karena kemacetan itu ibu dan ayahku berbuka puasa di jalan dan kami sampai di rumah pada pukula 18.20 sesampainya di rumah kami bertiga segera mendirikan sholat maghrib katrena waktunya hanya sebentar. Setelah itu, pada pukul 19.00 kami pergi untuk terawi di masjid dekat rumahku. Sepulang terawih temanku mengajak untuk bermain di depan halam rumahku, pukul 20.30 ibuku memanggilku untuk segera tidur karena nanti kami harus bangun untuk sahur.

Pada pukul 03.30 ibuku membangunkan ku untuk sahur, ketika aku sampai dimeja makan aku melihat ibu hanya memasak telur dadar dan tahu goreng saja, tapi itu tidak masalah yang terpenting aku sahur dan ketika siang nanti aku kuat untuk menjalankan puasa.  

*Tulisan ini dibuat oleh Zahra untuk memenuhi tugas mata kuliah"Gizi Daur Kehidupan"

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun