GPI NEWS
GPI NEWS Wiraswasta

Real News From GPI

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Di Bulan Ramadhan, Kita Akan Bertemu Orang Munafik Kontemporer

14 Maret 2024   05:27 Diperbarui: 14 Maret 2024   05:34 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Bulan Ramadhan, Kita Akan Bertemu Orang Munafik Kontemporer
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bulan suci ramadhan adalah bulan penuh rahmat dan berkah dari Allah azza wajala, pada bulan tersebut banyak hal yang akan terjadi, entah itu kemudahan bagi setiap manusia dalam mencari rejeki, entah itu dibukakan solusi dari segala permasalahan, entah itu hal hal negatif yang selalu kita pandang baik ternyata malah sebaliknya termasuk diperlihatkannya orang-orang munafik

Banyak hal yang mengakibatkan seseorang menjadi kategori orang munafik, diantaranya dalam Al-Hadist disebutkan bahwa orang munafik itu memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah :
1.Apabila dia berkata selalu berbohong,
2.Apabila diberi amanat maka dia khianat,
3.Apabila dia berjanji maka dia mengingkarinya. 

Dari beberapa ciri tersebut, telah menjadi catatan besar bisa kita lihat pada era kekinian, banyak sekali orang orang yang selalu berbicara dakwah, jihad, dan perjuangan islam atau yang selalu menggembor-gemborkan tentang hal positif namun pada kenyataannya nihil atau tidak ada sama sekali. 

Banyak hal yang bisa mengkategorikan orang tersebut menjadi bagian dari orang munafik pada fase jaman sekarang, contoh terkecil adalah setelah bulan kemarin kita banyak dipertemukan dengan para caleg atau tim sukses yang selalu berbicara hal hal positif, namun ketika dipinta bukti dari perkataannya selalu banyak alasan, kemudian ada juga para stakeholder atau penggiat sosial keagamaan yang selalu berbicara dakwah dan perjuangan islam namun ketika dipinta bukti untuk sedekah atau mengorbankan harta kekayaannya selalu banyak alasan dan malah berdalih hal lain yang tidak bisa dibantahkan. Maka dengan contoh seperti itulah ciri ciri orang munafik di era kekinian atau dijaman sekarang. 

Padahal sejatinya, jika seseorang ketika selalu berbicara dakwah, jihad, dan perjuangan islam, maka tidak perlu diingatkan lagi tentang pengorbanannya untuk proses dakwah, entah itu moril ataupun materil yang mengorbankan harta kekayaannya untuk perjuangan ummat islam. Jika masih mempertimbangkan atau menghitung untung rugi, maka saya anggap itu adalah kategori Orang Munafik Kontemporer, dan Allah akan melaknat orang munafik sesuai dengan ajaran Islam mengecam keras sifat munafik tersebut. Salah satunya yang termaktub dalam Q.S At Taubah ayat 68 :


وَعَدَ اللّٰهُ الْمُنٰفِقِيْنَ وَالْمُنٰفِقٰتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ هِيَ حَسْبُهُمْ ۚوَلَعَنَهُمُ اللّٰهُ ۚوَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيْمٌۙ

Artinya: Allah telah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah (neraka) itu bagi mereka. Allah melaknat mereka. Bagi mereka azab yang kekal. 

Dari ayat Al-Quran tersebut, sudah jelas pula bahwa sebuah aturan baku tidak bisa dipungkiri, sejatinya orang munafik akan ditempatkan di neraka jahanam. 

Nah, bagi kalian yang selama ini selalu berbicara hal hal positi, berbicara tentang dakwah dan jihad, atau berbicara tentang perjuangan islam, apakah sudah rela mengorbankan harta kekayaannya dijalan agama? jika belum bisa, janganlah berbicara tentang dakwah dan jihad jika belum terbukti kenyataannya di dunia nyata, apabila terus berlanjut maka anda dikategorikan sebagai orang munafik kontemporer. 

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun