Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Cerita Toleransi Tak Jauh, Dia Ada di Sini
Meskipun konflik SARA ada, toleransi antar umat beragama, suku, dan etnis di Indonesia juga terlihat.
Bahkan mayoritas bangsa Indonesia masih komitmen untuk hidup toleransi di tengan kemajemukan bangsa.
Banyak contoh yang bisa dilihat, baik yang ditunjukkan oleh para tokoh agama, pemimpin negara, maupun sesama warga negara.
Namun bisa jadi contoh tersebut terlalu jauh dan dalam lingkup yang besar. Saya pribadi mengalami yang namanya toleransi.
Toleransi itu hubungannya timbal-balik. Jangan terlalu berharap orang lain akan mengerti terhadap Anda, sementara Anda tak menjalankannya.
Nah, berikut ada 4 toleransi yang mungkin terlihat sederhana tetapi bisa menjadi bahan permenungan.
1. Toleransi di Kompasiana
Kompasiana memiliki jutaan anggota. Beragam latar belakang ada di sini.
Dari keberagaman agama ada Islam, Kristen Protestan dan Katolik. Ada juga agama Hindu, Budha, Konghucu dan aliran kepercayaan.
Tak hanya keberagaman agama. Juga keberagaman suku bangsa seperti Jawa, Sunda, Batak, Melayu, Dayak, Bugis, Manado, Flores, Ambon, Papua, dan masih banyak lagi.
Menariknya, semua anggota saling menghormati. Saling mendukung satu sama lain.
2. Toleransi dengan tetangga
Sebelum tinggal di Kupang, kami tonggal di salaah satu ibukota kabupaten, namanya Kefamenanu.
Tetangga paling dekat beragama islam. Keluar masuk rumah, termasuk dapur sudah biasa.