Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Konsultan

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pasar Kaget Ramadan yang Selalu Dinanti

15 Maret 2024   17:35 Diperbarui: 15 Maret 2024   17:36 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Kaget Ramadan yang Selalu Dinanti
Suasana salah satu sudut pasar. Sumber: dokumentasi pribadi

Kalau ada salah satu hal khas Indonesia yang selalu dinanti sejuta umat, pasar kaget selama bulan ramadan adalah salah satunya. Fenomena pasar yang hanya buka selama masa tertentu ini diketahui dalam sejarah telah hadir sejak zaman kolonial Belanda. Jenis pasar ini hadir karena terdapat kalangan yang tidak mendapat fasilitas pasar permanen.

Di tempat saya sendiri pasar kaget berada tidak sampai 50 meter dari rumah dan terkenal dengan nama Pasar Progo. Nama pasar Progo sendiri cukup umum dikenal oleh orang daerah kami di kelurahan Tropodo, daerah Waru, Sidoarjo sebagai pasar yang buka di satu ruas jalanan perumahan Wisma Tropodo yang pusatnya ada di sebuah jalan bernama Jalan Progo. Pasar Progo ini sebenarnya tidak hanya buka di bulan ramadan namun sehari-harinya juga berjualan di pagi hingga siang hari. Namun pada bulan puasa, secara khusus para pedagang di pasar ini serempak untuk turut membuka lapak di sore hari.

Apa yang indah dari pasar ini telah saya jelaskan di artikel sebelumnya bahwa lokasi pasar ini secara unik berada secara strategis sangat dekat dengan gereja besar di tempat saya tinggal dan betapa banyak umat baik dari muslim maupun non-muslim tumpah ruah tanpa mengenal perbedaan dalam satu ruang pasar ini.

Suasana salah satu sudut pasar. Sumber: dokumentasi pribadi
Suasana salah satu sudut pasar. Sumber: dokumentasi pribadi

Meskipun Pasar Progo dalam bulan ramadan bisa dikatakan "pindahan" dari pasar pagi yang ditarik ke sore hari untuk menunggu berbuka selagi ngabuburit, namun bila dicermati lebih detail sebenarnya terdapat stan-stan khusus yang hanya buka di pasar ramadan ini. Ada lebih banyak pilihan makanan siap santap untuk buka puasa yang sangat menggiurkan. Dan ini menjadi sebuah kekhasan yang membuat pasar ramadan ini lebih dinanti-nanti ketimbang pasar paginya.

Aroma bakaran sate, suara dari wajan minyak gorengan lumpia, cedokan yang beradu antara sendok plastik, air, es batu, dan tupperware besar dari pedagang es buah, hingga hentakan tangan ibu-ibu yang menghaluskan adonan martabak madura adalah contoh hal-hal menarik yang akan ditemui di pasar sore ramadan tersebut. Jajanan ala luar seperti pizza, spaghetti maupun sushi pun saat ini turut menginvasi ramainya pasar ini. Kemeriahan tersebut akhirnya membuat pasar ini sangat cocok bagi para pemburu jajanan yang ingin menikmati khas jajanan Jawa Timur.

Jajanan batagor di pasar. Sumber: dokumentasi pribadi
Jajanan batagor di pasar. Sumber: dokumentasi pribadi

Saya sendiri pada waktu mendokumentasikan pasar ini memilih untuk jajanan batagor saja. Salah satu ciri khas yang saya temui dari si abang penjual batagor ini adalah terdapat campuran potongan kecil timun sehingga rasa yang ditimbulkan tidak hanya kriuk gorengan saja tetapi ada selingan rasa segar yang ditimbulkan. Si abang ini adalah pemain senior yang saya kenal selalu berjualan di depan gereja tempat saya beribadah di dekat pasar ini apabila malam tiba. Beliau rupanya turut menjemput rezeki lebih awal dan memanfaatkan momen ramadan ini untuk mencari tambahan.

Adanya pasar semacam ini bagi saya pribadi menjadi sebuah perwujudan rupa-rupa warna Indonesia yang sebenarnya. Rupa-rupa dimana setiap golongan tumpah ruah menjadi satu. Ada yang berusaha menyambung hidup dengan dagangannya, ada pula yang berkeliling mengincar jajanan khas yang hanya ada di kesempatan itu. Semua memiliki cerita dan perjuangannya masing-masing. Rupa-rupa semacam ini merupakan sesuatu yang patut kita syukuri sebagai bangsa yang hidup dalam keberagaman.

Suasana salah satu sudut pasar. Sumber: dokumentasi pribadi
Suasana salah satu sudut pasar. Sumber: dokumentasi pribadi

Jadi, bagaimana dengan pengalaman anda di ramadan ini? Sudahkah berburu jajanan sambil menanti waktu berbuka?

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun