Agus Rodani
Agus Rodani Operator

sebagai Kontributor menulis Opini pada Surat Kabar Harian Pontianak Post, Penulis Artikel terproduktif pada Website DJKN dan penulisan lainnya

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Syaitan Dibelenggu di Bulan Ramadhan tetapi Kenapa Perbuatan Buruk Tetap Terjadi?

30 Maret 2023   21:25 Diperbarui: 30 Maret 2023   21:26 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syaitan Dibelenggu di Bulan Ramadhan tetapi Kenapa Perbuatan Buruk Tetap Terjadi?
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Kala di sekolah SD, di bulan Ramadhan, ayah menjemputku pulang sekolah. Kala diperjalanan dibonceng sepeda motor lamanya aku memperhatikan sepanjang perjalanan pulang. Tak sengaja aku melihat pemuda yang merokok di pinggir jalan. Aku bertanya kepada ayahku, "Ayah katanya bulan puasa syaitan dibelenggu, tapi kok ada saja orang yang berbuat buruk tidak berpuasa?' tanyaku kepada ayah. Ayah menjawab, "Nak, itu memang kebiasaan buruknya yang menurutkan hawa nafsunya, jadi tidak ada hubungannya dengan gangguan syaitan." Akupun terdiam dan merenungi jawaban ayahku, hingga tak lama tiba di rumah.

Dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim, "Ketika masuk bulan Ramadhan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu syurga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup."

Untuk mengetahui makna hadits di atas, ada beberapa penjelasan dari ulama. Menurut Ibnu Baththal, setidaknya ada dua penjelasan yang disampaikan para ulama tentang makna sabda Rasulullah SAW di atas. Pertama, Ulama memahami secara literalis atau sesuai dengan bunyi teks hadistnya. Pintu syurga dibuka, dan syaitan dibelenggu dipahami dalam pengertian yang sebenarnya sehingga intensitas godaan syaitan kepada manusia di bulan Ramadhan berkurang.

Kedua, Memahami secara majazi. Dalam pengertian ini, dibukanya pintu-pintu syurga dipahami bahwa Allah SWT membuka pintu syurga bagi orang-orang yang beriman yang melaksanakan ibadah puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadhan seperti sholat, puasa, tadarus Alquran, sedekah dan lainnya. Begitu juga Allah akan menutup pintu neraka bagi orang-orang sholeh yang menjauhi berbuat maksiat.

Lantas, bagaimana makna syaitan dibelenggu di bulan Ramadhan? Mengapa manusia di bulan suci ini tetap saja ada yang berbuat buruk? Menurut Ad-Dawawu dan Al-Mahlab, maknanya bahwa Allah SWT menjaga kaum muslimin yang sedang beribadah di bulan Ramadhan dari kemaksiatan yang timbul dari bisikan syaitan.

Menurut Ulama lainnya (sumber Jamaluddin Abu Fajr, Kasful Musykil, Juz III , halaman 409), Pembelengguan syaitan tidak berhubungan langsung dengan keburukan dan kemaksiatan yang dilakukan manusia. Sebab pada diri manusia terdapat pemicu atau pendorong keburukan yaitu nafsu, kebiasaan buruk, dan setan manusia. Adakalanya tanpa syaitan, kebiasaan buruk manusia akan mendorongnya untuk berbuat buruk.

Intisarinya, kalaupun syaitan dibelenggu saat bulan Ramadhan, tapi di dalam diri manusia ada nafsu yang tidak bisa dibelenggu olehnya, maka perbuatan buruk akan mudah dilakukan.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga bermanfaat.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun