Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru
Anak-Anak Desa Ngabuburit ke Mana?
Selamat menjelang Bulan Ramadan! Besok tanggal 23 Maret 2023 bertepatan tanggal 1 Ramadan 1444 H, yang mana umat muslim memulai menunaikan ibadah puasa. Selain berpuasa, serba-serbi Ramadan adalah ngabuburit.
Ngabuburit berasal dari Bahasa Sunda yang berarti menghabiskan waktu sore. Mengisi waktu sore adalah waktu untuk menunggu azan magrib. Ngabuburit sangat dibutuhkan terutama untuk anak-anak, di mana anak-anak masih belajar berpuasa dan sudah lemah-lemahnya saat sore hari.
Kebiasaan warga Indonesia menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa atau ngabuburit dengan berbagai aktivitas. Pada umumnya banyak yang menggunakan waktu tersebut dengan jalan-jalan di tempat ramai, semisal mall, taman kota dan tempat hiburan lain.
Bagaimana dengan anak-anak yang berada di pedesaan? Mall dan taman kota yang seru tidak tersedia. Hiruk pikuk dan meriahnya tempat bermain yang dapat mengalihkan rasa lapar dengan bersenang-senang tidak dapat ditemukan di pedesaan. Namun bukan berarti anak-anak desa tidak dapat menikmati keseruan ngabuburit, lho. Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi yang sejak tahun 2019 melalui Bulan Ramadan di salah satu desa di Pulau Buru, Maluku.
Membaca Al Quran di Masjid Bersama Teman-Teman
Sebenarnya membaca Al Quran atau tadarusan dapat dilakukan di rumah saja, tetapi untuk meningkatkan semangat anak-anak dan mengalihkan rasa lapar akan lebih seru jika aktivitas membaca Al Quran beramai-ramai di masjid. Pasti akan lebih seru, ngabuburit yang sangat berfaedah, bukan? Biasanya di desa-desa, masjid mulai ramai di sore hari. Dari kegiatan membaca Al Quran sampai panitia masjid yang mempersiapkan takjil untuk berbuka bersama.
Anak-anak akan mengisi waktu ngabuburit dengan berlomba-lomba dalam kebaikan. Bukan hanya berpuasa sebulan penuh, mengkhatamkan Al Quran juga adalah salah satu kesuksesan dalam Bulan Ramadan. Ngabuburit dengan membaca Al Quran sangat direkomendasikan. Bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga berlaku untuk umum atau orang dewasa.
Berburu Takjil di Bazar Desa
Penjaja jajanan memang bukan hanya ada di Bulan Ramadan saja. Di pasar-pasar tradisional desa banyak ditemukan penjual jajanan. Namun di Bulan Ramadan akan muncul penjual-penjual jajanan dadakan. Gazebo-gazebo tempat melapak aneka kue mendadak bermunculan, bahkan dadakan ada bazar ramadan yang menyediakan berbagai macam jajanan juga sembako murah.
Di jalan-jalan poros desa tampak pemandangan stand para penjual jajanan dan lauk-pauk siap santap. Berburu takjil yang seru dapat digunakan sebagai waktu ngabuburit yang menyenangkan. Anak-anak biasanya antusias memilih jajanan, minuman dan lauk yang akan dimakan untuk berbuka puasa.
Bersepeda Santai Berasama Keluarga atau Teman-Taman
Bersepeda bukan aktivitas yang melelahkan dan menguras tenanga jika dilakukan dengan santai saja. Apalagi jika dilakukan di jalanan pedesaan. Jalan raya tidak direkomendasikan untuk anak-anak, khawatir ada pengendara nakal yang ngebut dan akan menyelakai anak-anak bersepeda.
Di desa masih terdapat jalan-jalan yang berhimpitan dengan perawahan yang tidak banyak dilewati pengendara bermotor. Jalan-jalan menuju sungai juga dapat dilalui pesepeda untuk menghidup udara senja yang harmonis dengan alam.