Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Lainnya

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Sucikan Dalamnya Glowing Luarnya

22 April 2023   21:17 Diperbarui: 22 April 2023   21:23 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sucikan Dalamnya Glowing Luarnya
Informasi pelaksanaan Sholat Ied di Desa Kaliboto Kidul Keamatan Jatiroto kab. Lumajang (Hamim Thohari Majdi)

Lebaran, Hari Raya Idul Fitri 2023 digelar sebagai ungkapan suka cita setelah sebulan ditempa agar kuat jiwanya dan keseimbangan kekuatan fisik. Bukankah dalam badan sehat terdapat jiwa yang sehat?

Konten besar Idul Fitri adalah k keadaan suci, jiwanya kembali bening dan menampilkan kesempurnaan pancarannya. 

Trilogi bagi kesempurnaan hiduo manusia adalah sehat raga, jiwa dan pikirannya. Betapa banyak tampak gagah mempesona dan cantik menggoda tapi sisi lain dalam kekurang sempurnaan, berkurang bahkan menjadi hilang kekayaan fisiknya, maka tinggal pikiran jiwanya, mampunya beroikir jernih dan bisahkan jiwanya bening? Itulah pertanyaan pribadi-individual bagi yang telah melewati garis finish Ramadan

Kembali suci, Idul Fitri menjadikan manusia menelusuri lorong waktu, tapak tilas kelahirannya. Bagi yang sempurna pahala ouasanya kesucian dan kebersihan diri, diibarat bari baru lahir  denfan lembaran outih polos terbe tang, akan dimadikan apa ke depannya.

Suci bersih, juga dapat diartikan hilangnya rasa cemas dan takut karena kekapitulasi kesalahan dan akumulasi kegagalan. Jiwa yang bersih senantia menginspirasi kebaikan dan kemanfaatan, memberi warna dan siap diwarnai menunu keelokan sejati.

Semua perjalan harus ada tempat memulai, seperti bersih dan suci diri pasca penempaan di bulan suci Ramadan. Maka mulainya adalah membersihkan diri sendiri, kingkup keluarga dan orang dekat yang memiliki intensitas sua dan otoritas.

Mulailahpengucian dari sumber penrcahayanya, sumbu-sumbu itu adalah angggota kelurga di mana kita bertempat tinggal kedudukankes dan maknanua.

Memberishkan dirisnendiri da bersihbya jiwa, orang-oran setia dengan peri tahnya. Muar gang  begitu menggoda dan cahaya-cahaga itu semakin indah (jnnsr beatifull. 

Mohon maaf dan saking .emaafkan akan menjadi wisma keagungan, peuh gairah dan bening sinarnya.

Orang-orang sekitar itulah yabv menggenapkan apa gang jurang dan memberi nilai tambah diri dalam kibgkuo sosial. Maka jiwa yang suci tanda-tandanya adalah tampak verah aumringah gkowing dan kinclong.  Itulah gambaran be sebuah kesucian yqng kahir di masa Idul Fitri dengan puasa Ramadan.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun